Sabtu, 02 September 2017

Kesenian Pencak Sumping, Dusun Mondoluko Dan Kisah Dunia Persilatan Di Kabupaten Banyuwangi

Mencak Sumping
Rasanya seperti berada dalam suasana film kolosal dunia persilatan Indonesia seperti film wiro sableng, Jaka Tarub, Si Buta Dari Goa Hantu, dimana para pesilat dan pendekar hadir dalam satu tempat, duduk di meja panjang yang menghidangkan hidangan jajanan desa. Beberapa pendekar meletakan senjatanya diatas meja-meja tersebut.

Senjata di atas meja :D
Suasana tersebut terasa dalam Acara Mencak Sumping  yang merupakan acara puncak dari Syukuran Dusun Mondoluko, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.  Mencak Sumping merupakan salah satu Kesenian Pencak Silat (Mencak) asli Indonesia yang sudah melekat erat dalam kehidupan Suku Osing terutama di dusun Mondoluko. Saya rasa nama dusun Mondoluko  kesannya cukup Kolosal, ternyata mempunyai arti unik. Berasal dari dua suku kata yaitu Edo dan Luko. Edo yang artinya Ratu dan Luko artinya Tatu atau Luka, jika digabungkan Ratu yang terluka. Saya kurang paham siapa yang dimaksud dengan ratu, namun munculnya mencak silat di daerah dusun Mondoluko ini mungkin maksudnya untuk membela diri agar tidak terluka.

Saya bertemu Pak Asran, ketua dari Padepokan Sibagor, Padepokan persilatan yang ada di Dusun Mondoleko yang sudah berumur 70 tahun, dia menuturkan bahwa Mencak Sumping ini sudah ada sejak Buyutnya. Pada jaman buyutnya terdahulu adalah masa kita masih terjajah oleh VOC Belanda dan Jepang. Mencak Sumping ini tercipta untuk membela diri mereka dari kekejaman penjajahan VOC  saat itu sehingga tidak aneh jika saat ini hampir seluruh warga dari Dusun Mondoluko ini merupakan Pendekar atau Pesilat.

Mencak Sumping, bergulat gulung-gulung, yang kalah disuapui sumping
Ada cerita unik juga dari penamaan Mencak Sumping. Mencak yang berarti Pencak Silat dan Sumping adalah Makanan/Jajanan tradisional (Nogosari). Mencak Sumping terdapat pertunjukan silat yang mengadu ketangkasan dua orang pesilat, dimana ada gerakan saling bergulung-gulung dan yang kalah nantinya disuapin Makanan Sumping. Sumping tidak dibawa oleh kedua pesilat yang sedang beradu tangkas namun sudah dibawakan oleh teman-teman seperguruannya. Karena hal tersebut disebutlah kesenian pencak silat tersebut bernama Mencak Sumping.
kondisi dapur
pencampuran pisang dengan adonan

Memasak Sumping

Sumping yang siap di makan
Saya sempat diajak untuk melihat proses pembuatan Sumping (Nogosari) yang cukup unik dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan bara dari serabut kelapa. Mungkin karena proses pembuatannya ini saya merasa rasanya agak berbeda dari Sumping yang pernah saya makan dari daerah lain, atau mungkin juga karena penggunaan bahan keadaan pisangnya sudah matang tua.

Anak-anak dusun Mondoluko ujuk kebolehan
Acara Mencak Sumping berlangsung meriah, dihadiri oleh sekitar 50 padepokan persilatan seluruh kabupaten Banyuwangi dari daerah Licin, Banyuwangi bahkan sampai Srono. Setiap tamu yang hadir dipersilahkan ujuk kebolehan gerakan-gerakan silat andalannya. Berapa pun umurnya, apapun statusnya, semua boleh menunjukan kebolehannya, bahkan pak kelapa dusun Mondoluko pun ikut tampil. Penampilan jurus-jurus silat nantinya akan di kombinasikan dengan alunan musik tradisional dengan gending-gending lokal banyuwangi.

Saya membayangkan kedepannya desa ini menjadi desa wisata yang mempunyai potensi keunggulan desa sejarah dan desa pesilat dimana tamu yang datang kesini diantar diberi baju khusus khas suku Osing dan diantar menggunakan dokar melewati persawahan, jalan makadam menuju tempat latihan dari mencak sumping. Tamu tersebut diajarkan pembuatan Sumping dan memakan sumping yang mereka buat. Dan yang tak kalah penting diajarkan gerakan-gerakan dasar dari mencak sumping.

muda mudi dusun Mondoluko
kenduri-an, berdoa di makam buyut surat
Saya pun takjub dengan Dusun Mondoluko ini dalam menjaga adat, budaya dan kesenian yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Mencak Sumping yang sudah melewati beberapa generasi mulai dari penjajahan VOC Belanda hingga sekarang ini. Semenjak dahulu, dari anak-anak mulai beranjak sekitar umur kelas 3 SD, orang tuanya mulai mengajarkan Mencak Sumping dengan harapan Mencak Sumping ini tetap lestari sampai nanti.


Tertarik datang ke Dusun Mondoluko ini?

23 komentar:

  1. Aku kok tertarik Ama Suku Osing ya, jarang ada suku asli di Jawa ya, biasanya org Jawa ya suku Jawa, di Banyuwangi ada suku tersendiri.

    BalasHapus
  2. Wah, meriah juga ya, Mas, banyak juga kalau ada 50 padepokan pencak silat, aku pribadi belum pernah lihat secara langsung sih, penasarn juga pengen lihat dari dekat..he

    BalasHapus
  3. Warna pakaiannya emg khas hitam ya 😓

    BalasHapus
  4. jadi salah fokus, malah pengen nyobain gmn rasa sumping itu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe klo di pasar lebih dikenal sama nama kue nogosari

      Hapus
  5. Banyuwangi udah masuk travel wish list saya. Semoga kesampaian. Kata Sumping kalau di Bandung, artinya datang. Biasanya dipake dalam kata Wilujeng Sumping alias Selamat Datang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehee iyaa,,beda daerah beda arti ya.. semoga kesampean ke banyuwangi

      Hapus
  6. Gambar paling atas itu agak rapi ya pakaiannya untuk ukuran orang yang mau silat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. peserta undangan, trus mangajukan diri buat ujuk kebolehan :D

      Hapus
  7. aku baru tahu lho nagosari itu nama lainnya sumping. ini kue di kota mana pun kayaknya ada ya.. biasanya makan ini aku comot pisang di dalemnya aja :D

    BalasHapus
  8. Wah Banyuwangi ada kesenian seperti ini juga ya, Mas. Kalau aku singgah ke Banyuwangi ajak aku keling2 ya

    BalasHapus
  9. Dan lagi2 gue terkesan sama seni tradisional di Banyuwangi dan Jawa Timur hehehe, in my wish list

    BalasHapus
  10. sumping ternyata nama lain dr nogosari, hehe.. Unik ya dusun ini berarti, jadi penasaran

    BalasHapus
  11. Aku baru tau ada yg namanya Mencak Sumping. Jadi penasaran pengen mengenal langsung Suku Osing

    BalasHapus
  12. Nemu aja event dan tempat bagus untuk diliput euy. Dan aku tetep aja masih wacana mau jelajah Banyuwangi. Huh!

    BalasHapus
  13. Unsur dasarnya pencak silat emang dasar seni bela diri asli Indonesia mungkin ya. Di tiap daerah hampir selalu ada dan beda2 nama

    BalasHapus
  14. wahhh adatnya masih terjaga banget ya walaupun sudah masuk ke generasi z , udah masuk sih... keren lah

    BalasHapus
  15. Balasan
    1. ada pas syukuran desa setempat,,atau pas ada acara2 desa

      Hapus
  16. Balasan
    1. bisa hubungi akun medsos yang ada di menu tentang saya

      Hapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search