Senin, 23 Desember 2013

Bakmi Shibitsu - Kenikmatannya Membuat Kita Diam Membisu



Belakangan ini, hujan selalu mengguyur kota Jogja terutama sore sampai malam hari.  Sesungguhnya cuaca dingin-dingin begitu enaknya memang menyantap makanan yang membuat hangat, salahsatunya sudah pasti Bakmi Jawa. Saya teringat kedai bakmi jawa yang pernah saya coba tahun 2008 silam, Bakmi Shibitsu namanya. Nama yang bisa dibilang cukup unik, saya sempat tertipu dengan namanya yang mirip kosakata bahasa Jepang dan saya pikir di kedai bakmi ini akan ada kolaborasi antara dunia perbakmian Tanah Jawa dengan Jepang , khayalan yg aneh. Penamaan kedai bakmi tersebut karena peracik bumbu dan sekaligus penjajanya adalah orang Bisu atau Tunawicara. Namun begitu, kenikmatan bakmi buatannya bisa membuat kita diam membisu.

Kedai Bakmi ini terletak selatan Pojok Benteng Barat, lebih tepatnya di Jalan Raya Bantul no. 106. jika dilihat dari letaknya kedai bakmi ini lumayan dekat dari beberapa objek wisata seperti Malioboro, alan-alun utara dan alun-alun selatan. Sehabis  berdingin-dingin ria dan menikmati suasana malam di tempat tersebut, kita bisa mencoba kenikmatan bakmi ini. Jika dari alun-alun selatan kita bisa melewati Plengkung Gading lalu ambil arah kanan (barat) ikuti jalan tersebut nanti akan bertemu lampu merah pertama (pojok benteng barat) ambil kiri ke arah Jalan Raya Bantul. Nanti kedai bakmi Shibitsu ini ada di kiri jalan. Saat berada di Jalan Raya Bantul pelan-pelan saja karena warung ini agak susah terlihat.

Sesampainya di kedai trsebut saya memesan, bakmi godog (rebus) dan teh panas, yang saya kira cocok dapat menghangatkan badan saya setelah menembus gerimis kecil dan yang pasti bisa memadamkan kelaparan. Di warung ini kita bisa memilih duduk lesehan atau duduk di meja-kursi panjang. Saya memilih meja kursi pojok belakang. Tidak menunggu lama, pesanan teh panas saya datang diantarkan oleh ibu murah senyum berbaju biru yang kemudian saya ketahui dia bisu setelah saya ajak bicara. Hidangan tehnya berbeda dari kedai bakmi biasanya, disini tehnya memakai gula batu dan disediakan seteko kecil  sebagai tambahan jika teh kita telah habis kita nikmati. Teh disini menurut saya cukup nikmat rasa kentelnya pas dan agak berbeda dari teh yang dihidangkan di kedai bakmi lainnya,. Hidangan teh khas jawa bisa kita nikmati sambil menunggu bakmi pesanan kita. Cukup lama memang menunggu pesanan bakmi saya matang, karena antrian dan juga pembuatannya masih tradisional menggunakan “anglo”.  Namun lamanya menunggu tak terasa sambil menikmati hidangan teh khas jawa bersama teman-teman dan penikmat  bakmi ini. Setelah 30 menit akhirnya bakmi pesanan saya dating, yah seperti namanya kenikmatan bakmi ini sekejap membuat saya diam membisu. Entah bagaimana meracik bumbunya, bumbunya terasa melekat pada bakminya maupun kuahnya.  Kenikmatan bakmi membuat yang membuat diam membisu perlu kalian coba, selagi kalian masih di jogja J


1 komentar:

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search