Kuliner Ayam Panggang Gandu Magetan : Rasanya Bikin Kembali Lagi
Ayam yang di Panggang Menggunakan Tungku Tradisional
Pikirku, Kuliner Magetan hanya
tentang menikmati Sego Pecel di Tepian Telaga Sarangan yang indah, atau kuliner
Bekicot yang beberapa lama lagu “Warung Bekicot di Magetan” mendunia. Tapi di
sebuah dusun kecil bernama Dusun Gandu ini punya kuliner Ayam Panggang dimana
dalam proses pembuatannya menggunakan tungku tanah liat.
Saya bela-belain keluar dari Tol
Trans Jawa untuk sekedar menikmati Ayam Panggang yang legendaris ini. Lokasi
keluar Tolnya lebih dekat jika keluar dari exit Tol Ngawi, lalu ambil arah ke
selatan ke arah kota Madiun/Magetan. Mudahnya kalian bisa ikuti google maps aja
ya.
Begitu dekat dengan warungnya,
kaget banget kalau ternyata banyak banget yang berjualan ayam panggang. mungkin
bisa dibilang satu desa usaha kuliner ayam panggang. Saya pikir pasti ada yang
mengawalinya. Dari yang saya baca di internet, salah satu pelopor dari Ayam
Panggang di desa Gandu ini adalah Ayam
Panggang Miroso – warung sederhana milik Hj. Mina Suryani.
Ayam Panggang Miroso Hj. Suryani |
Beliau sudah berjualan sejak tahun 1988. Ternyata awalnya merintis tidak langsung berjualan di rumah, beliau berjualan masakan berbahan utama dari ayam seperti Garang asem, ayam bumbu rujak dan ayam panggang dengen berkeliling dengan sepeda onthelnya. Singlet cerita akhirnya perlahan mendapatkan banyak pelanggan dan berhenti berkeliling dan berjualan di rumah.
Saat saya berkunjung, ternyata
sudah ramai. Kami diarahkan mau duduk lesehan atau duduk di kursi. Karena duduk
lesehan agak ramai kami memilih duduk di kursi dekat dapur. Aroma ayam
dipanggang bikin tambah lapar dan tak sabar menunggu haha.
sedang memanggang ayam di tungku tradisional |
Sambil menunggu, saya ijin untuk lihat ke dapur karena mau lihat proses pemanggangannya. Ayam panggangnya menggunakan ayam kampung jawa dan alat pemanggangnya ternyata menggunakan tungku yang sangat tradisional. Diatas tungku terdapat piringan dari logam untuk menghantarkan panas sehingga Ayam tidak tersentuh oleh api dan asap pembakaran sehingga ayamnya tidak gosong dan punya aroma enak yang berasal dari bumbu-bumbunya.
Ketika saya tanya, ayamnya
dipanggang sebanyak tiga kali. Pertama dalam keadaan mentah dan diberi bumbu
dasar. Kedua diberi bumbu sesuai pesanan apakah bumbu rujak, bumbu lodho atau
bumbu bawang. Lalu dipanggang kembali sebagai proses pemanggangan terakhir. Untuk
memanggang satu ayam butuh sekitar 30 menit.
ayam panggang gandu dipanggang tiga kali |
Ayam panggang ini tidak dijual perpotong, namun perekor yang bisa dimakan untuk 4 orang. Pada tahun 2022 kami mendapatkan harga 125.000 /ayam panggang. dengan harga segitu sudah dapat sebakul nasi lengkap dengan lalapan, sayur urap, sambal dan minuman.
Saat memakan, tekstur ayamnya
lembut sekali, rasa bumbu meresap sekali hingga ke dalamnya. Tak heran banyak
orang yang datang langsung ke Ayam Panggang racikan Hj. Suryani dan rela antri, padahal di sebelahnya banyak
sekali yang menjual ayam panggang.
Ayam Panggang ini juga sering jadi oleh-oleh untuk keluarga karena ayam ini kuat dibawa perjalanan jauh. Saya membawa beberapa potong sisa ayam yang tidak habis dimakan ditempat. Rasanya masih enak dan sama seperti makan ditempat.
Kalau lewat sekitar Ngawi, Magetan
dan Madiun jangan lupa nyobain Ayam Panggang di Desa Gandu ini ya.
Posting Komentar