Kapal Slerek di Petik Laut Muncar |
Ungkapan Rasa Syukur, banyak bentuknya. Kebanyakan adalah berucap seperti Alhamdulillah, Terima Kasih Ya Tuhan dan sebagainya. Di Pesisir Selatan Jawa, Masyarakat-sama bersama mengungkapkan rasa Syukur dengan cara Tradisi Petik Laut. Salah satunya di Masyarakat Nelayan di Muncar merayakan Petik Laut Muncar.
Petik Laut Muncar adalah tradisi dilaksanakan turun temurun
sejak lama oleh Masyarakat Nelayan Muncar, Banyuwangi sebagai ungkapan rasa
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk hasil laut dan karunia lainnya yang
diberikan kepada Masyarakat Nelayan Muncar.
pembuatan kapal tempat menaruh Sesaji untuk dilarung |
Tradisi Petik Laut Muncar biasanya diadakan pada 15 Muharram dalam kalender Qomariyah atau penanggalan dari perhitungan peredaran Bulan. Menjelang Petik Laut Muncar, biasanya Pelabuhan Muncar dan sekitarnya cukup ramai, banyak warung-warung, bazar dan pasar malam di Pelabuhan. Beberapa kapal Slerek (Kapal Nelayan Khas Suku Madura) juga menyalakan musik-musik dengan sound yang keras haha.
pagi-pagi menuju Pantai Sembulungan |
Saat hari pelaksanaan petik lautnya, sejak pagi hari, Pelabuhan Muncar sudah diramaikan oleh penduduk setempat maupun dari luar Muncar untuk meyaksikan Petik Laut Muncar. Nelayan-nelayan biasanya mengajak keluarganya menaiki kapal Slerek maupun kapal jukung untuk ke tengah Teluk Pang-pang untuk mengikuti iringan kapal Slerek yang membawa Sesaji yang sudah disiapkan beserta penari Gandrung. Ada juga kapal yang langsung menuju ke Pantai Sembulungan Alas Purwo.
Biasanya jam 8 pagi, acara sudah dimulai. Acara dimulai
dengan iring-iringan sesaji dan penari Gandrung dari rumah panitia menuju
panggung acara atau langsung diangkut ke Kapal Slerek jika tidak ada acara
sambutan-sambutan dari pejabat pemerintahan.
kapal Slerek di Prosesi Petik Laut Muncar |
Setelah Sesaji dan Gandrung naik ke Kapal Slerek. Kapal perlahan keluar dari Pelabuhan Muncar menuju teluk Pangpang. Disana puluhan kapal sudah menunggu lalu mengikuti iring-iringan kapal slerek yang membawa Gandrung dan Sesaji di depan dan di belakang kapal.
Melihat suasana ramainya kapal-kapal slerek mengarungi
perairan teluk pangpang rasanya bikin ingat adegan Anime Onepiece edisi One
Piece Movie: Stampede dimana kapal-kapal bajak laut beriringan berlayar dan
berpesta dilautan. Persis sama seperti yang dilakukan kelompok nelayan Muncar
ini berpesta merayakan rasa Syukur Petik Laut di tengah lautan.
sesaji dilabuhkan ke Laut Teluk Pangpamng |
Setelah melewati dari ujung Tanjung Sembulungan atau dulunya bernama Tanjung Ikan. Sesaji yang berisi kue tradisional, hasil bumi dan laut dijatuhkan ke laut sebagai simbol ucapan raya Syukur kepada Tuhan yang memberikan nikmat dan rezeki lewat perantara laut bagi mereka yang bermata pencaharian nelayan.
Mampir ke Pantai Sembulungan wilayah TN Alas Purwo
Prosesi tidak selesai disana, Kapal-kapal Slerek memutar Haluan
kembali kearah Teluk Pangpang lalu menepi ke Sembulungan untuk melakukan
prosesi selanjutnya. Karena air sudah surut, Kapal Slerek tidak bisa terlalu
menepi ke Pantai Sembulungan karena akan karam, sehingga ada kapal kecil menghampiri
salah satu kapal slerek yang ada penari Gandrung. Penari Gandrung beserta kelompok
panitia Petik Laut Muncar naik ke kapal kecil lalu mendarat ke Pantai. Di Pantai
sudah ramai penduduk Muncar dan sekitarnya yang ingin menyaksikan dan mengikuti
Prosesi akhir dari Petik Laut Muncar yaitu berdoa bersama dan berziarah ke
Makam Mbah Kalong atau makan Gandrung .
Sejarah dari Makam Gandrung
Makam Mbah Kalong/Makam Gandrung di Sembulungan |
Menurut cerita dari nelayan-nelayan setempat, makam Mbah Kalong atau makam Gandrung tersebut adalah makam dari Sayid Yusuf, seorang yang masuk ke kawasan Muncar Kerajaan Blambangan saat Islam masuk ke Blambangan. Beliau ini semasa hidupnya berusaha memakmurkan Masyarakat Muncar.
Suatu saat, hasil laut dari nelayan muncar setiap tahun merosot
lalu beliau mengajak Masyarakat nelayan muncar untuk melakukan upacara Petik
Laut dengan lebih dari biasanya yaitu dengan memberi sesaji menyembelih kambing
kendit dan disertakan unit kesenian Gandrung sebagai kelengkapan dalam upacara.
Selain itu juga ada sesaji berupa Pisang Mentah yang dibakar diatas api.
Sambil menunggu membakar pisang mentah tersebut, diadakan
pentas kesenian Gandrung dengan unit kesenian yang sudah disediakan. Lalu setelah
Petik Laut saat itu, hasil laut nelayan Muncar kembali melimpah.
Sejak saat itu, dalam prosesi Petik Laut Muncar selalu ada
ziarah ke makam Sayid Yusuf atau lebih dikenal Makam Mbah Kalong dan Makam
Gandrung.
Menari Gandrung di Makam Gandrung |
Prosesi yang dilakukan di Makam tersebut penari Gandrung melakukan tarian-tarian gandrung sambil mengelilingi dua makam yang ada. Lalu dilanjutkan dengan doa bersama oleh semua yang ada di Pantai Sembulungan. Setelah doa bersama selesai, dilakukan makan bersama dengan memakan bekal makanan yang sudah dibawa dari rumah.
Kembalinya Kapal Slerek yang membawa Gandrung ke Pelabuhan Muncar
menandakan berakhirnya prosesi Petik Laut Muncar. Kalau kalian punya waktu dan rezeki
sempatkan untuk melihat Petik Laut Muncar di Banyuwangi ya.
Kapal Slerek kembali Ke Pelabuhan Muncar |
Posting Komentar