Rabu, 08 Mei 2024

Berumur 1 Abad Lebih, Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang Di Magelang

Toko Nyonya Pang berumur 1 Abad Lebih

Melewati 111 Tahun, bukan waktu yang sebentar untuk sebuah toko masih buka dan berjualan. Apalagi berjualan di sebuah kota kecil yang terletak antara Jogja dan Magelang. Toko-toko sebelahnya sudah silih berganti pemilik dan usaha. Toko oleh-oleh yang umurnya lebih dari seabad ini sudah dipegang oleh generasi ke-6. Toko Oleh-Oleh tersebut bernama Toko Nyonya Pang.


Toko Nyonya Pang, toko yang sudah ada sejak tahun 1912 ini dibahas dalam novel “Gadis Kretek’ Karya Ratih Kumala dimana disebut Wajik Ny. Pang untuk mendeskripsikan keberadaan Kota M. Toko Nyonya Pang sendiri berada di Kota Muntilan (Kota M) tepatnya di jalan Pemuda No.17.


Rute Menuju Toko Oleh-oleh dan Kue Tradisional Nyonya Pang

Kalau dari kota Jogja, kita tinggal arahkan kendaraan kita ke Jalan Magelang saja. Ikuti jalan tersebut menuju kota Magelang. Saat memasuki kota Muntilan, pelan-pelan saja. Tokonya berada di kiri jalan sebelum Klenteng. Jika menggunakan kendaraan umum, kalian bisa ke Terminal Jombor, Jogja lalu ambil bis jurusan ke Magelang atau Borobudur dan minta Turun di Toko Nyonya Pang Muntilan.


Sejarah Toko Oleh-Oleh dan Kue Tradisional Nyonya Pang

Awalnya tahun 1912, Lauw Ing Tjo membuat Jenang Dodol di rumah dan berjualan sebatas pesanan untuk hajatan, mitoni dan lain-lain. Karena banyak yang menyukai Jenang Dodol tersebut akhirnya dijual keliling di sekitar Muntilan dari rumah ke rumah. Jenang Dodol tersebut diberi nama/merek Nyonya Pang untuk menghormati Ibu Mertua yang bernama Lauw Ki Pang.


Akhirnya sekitar tahun 1950, dibuka Toko untuk berjualan Jenang Dodol dan Jajanan Tradisional Lainnya. Munculnya Wajik di Novel Nyonya Pang mungkin setelah Toko Oleh-Oleh dan Kue Tradisional Nyonya Pang didirikan.


Hingga kini sudah dipegang Generasi ke-6 bernama Imanuel Jeffery Leevianto. Kue Tradisional dan Jajanan yang ada di Toko Nyonya Pang bertambah banyak. Bahkan Toko Nyonya Pang menerima kue dari UMKM sekitar.


Berkunjung Ke Toko Nyonya Pang


Padahal sering sekali bolak balik ke Jogja-Magelang saat waktu kuliah dulu untuk main ke wisata Magelang seperti ke wisata air terjun magelang , bahkan sering ke Muntilan hanya untuk makan sate, kadang beli Gorenga Molen di depan Klenteng. Namun saya baru tahu toko Nyonya Pang ini setelah Novel Gadis Kretek naik daun. Toko ini berjejer di pinggir jalan ruas utama Jogja-Magelang. Waktu saya kesini parkiran agak penuh karena memang libur lebaran, banyak pemudik dan wisatawan yang lewat muntilan berbelanja oleh-oleh di Toko Nyonya Pang.


Begitu masuk saya takjub, di dalamnya banyak kue kue jajanan tradisional. Bahkan banyak diantaranya saya tidak tahu seperti Putri Mandi yang merupakan kue bola warna warni yang bentuknya seperti Klepon. Ada juga Kue Moho dan Miko, dilihat sekilas bentuknya mirip roti bakpao dengan pola warna merah pada kuenya. Ada juga Ledre Pisang, kue ini sudah jarang sekali dijumpai apalagi saya berdomisi Banyuwangi. Tidak pernah lagi menjumpai kue ini.


Moho dan Miku, Kue Favorit di Toko Nyonya Pang

Setelah melewati rak kue tradisional terdapat foto Nyonya Pang beserta penerus-penerus toko Nyonya Pang hingga sekarang ini. Di rak dekat foto ternyata ada Jenang Dodol yang menjadi makanan yang mengawali perjalanan Toko Nyonya Pang.


Jenang Dodol Nyonya Pang

“Ini Jenang Dodolnya enak kak, beda sama jenang dodol yang lain”, Seru salah satu pelanggan setianya Nyonya Pang.


Akhirnya saya mengambil Jenang Dodol ini untuk dibawa pulang dan penasaran untuk mencicipinya.


Dalam bangunan Toko Nyonya Pang, di tepian temboknya banyak kue-kue kering produksi UMKM setempat yang diperjual belikan disana. Dari sekian banyak kue saya memilih Tempe Kemul Kering, yang menurut labelnya adalah kuliner khas muntilan. Memang benar sih karena jika kita makan di warung-warung pinggir jalan, banyak tempe kemul dijual. Mirip seperti jika main ke daerah Wonosobo, disana ada tahu kemul yang dijual di warung pinggir jalan.


Ada minuman yang lama saya tidak minum, yaitu Sarsaparilla atau biasa orang menyebutnya Bir Jawa karena minuman ini punya rasa sensasi seperti minum bir, apalagi jika kita minum dengan menuangkan di dalam gelas. Buih-buih soda minuman tersebut sampai keluar gelas saat selesai dituang ke gelas.



Setelah itu, saya membayar oleh-oleh di kasir dan segera kembali ke Jogja karena kereta saya akan berangkat jam 6 sore. Sedangkan langit sudah menunjukan warna hitam gelap seolah nanti akan turun hujan yang lebat.


Kalau jalan jalan ke Jogja dan Magelang. Mampir ya ke Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang ini.

2 komentar:

  1. Aku sukaa jajanannya 🤤🤤

    BalasHapus
  2. Tempat yang asyik buat beli oleh-oleh, mas.
    Dulu pas ke tempat seperti ini lebih banyak santai di teras. Sekarang, pasti masuk dan beli. Selain untuk keluarga besar, minimal mengenalkan produk UMKM setempat

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search