Sabtu, 13 April 2024

Mau Ke Festival Balon Udara Tradisional Wonosobo, Baca Dulu Panduannya ini

Festival Balon Udara Tradisional Wonosobo di Lapangan Kembaran, Kecamatan Kertek

Banyak sekali macam-macam perayaan setelah lebaran dan Idulfitri, seperti ada beberapa Tradis Adat Setelah Lebaran di Banyuwangi, di Jawa Tengah juga ada tradisi perayaan penerbangan Balon Udara Tradisional di Wonosobo. Perayaan ini ternyata bukan perayaan baru yang dibuat sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.


Sejarah Perayaan Balon Udara Tradisional


Perayaan Balon Udara Tradisional ternyata sudah ada sekitar tahun 1930an, Dimana tahun tersebut Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Dari penuturan Masyarakat Sepuh Wonosobo, pencetus pertama Balon Udara Tradisional Wonosobo adalah Atmo Goper (1898-1978). Beliau adalah seorang ahli pangkas rambut sekaligus pengrajin Lampion dari Kelurahan Karangluhur, Kecamatan Kretek.


Beliau menciptakan Balon Udara Tradisional Wonosobo karena terinspirasi oleh pendaratan Balon Udara Berpenumpang yang pernah ada di Alun-Alun Wonosobo saat beliau muda. Sekitar tahun 1920an, beliau mulai membuat Balon Udara Tradisional Wonosobo dengan bahan kertas pilus, atau kertas keripik yang dikombinasikan dengan kertas payung. Bahannya cukup langka hingga harus membeli di Semarang, selain itu pilihan warnanya juga terbatas.


pendaratan Balon Udara Penumpang pertama di Wonosobo

Penerbangan balon udara  tradisional karya Atmo Goper pertama kali dilakukan di depan Mushola Krakal Tamanan dan disaksikan kerumunan warga setempat. Penerbangan berhasil dan tahun-tahun berikutnya selalu dilakukan sehingga lama kelamaan menyebar ke daerah lain di Wonosobo. Kemudian lama kelamaan penerbangan balon udara tradisional tersebut menjadi tradisi tiap tahunnya untuk menerbangkan Balon Udara Tradisional


Perkembangannya sekitar tahun 1970an berkembang bahan plastik untuk  membuat balon udara dan pada tahun 1990an berkembang lagi menggunakan kertas minyak dimana kertas tersebut lebih tahan api, lebih ringan dan punya banyak pilihan warna. Sekarang Balon Udara Tradisional Wonosobo dikemas menjadi perayaan festival yang seru setelah Hari Raya Idulfitri atau Lebaran.


Belakangan ini banyak narasi yang menyebutkan kalau Balon Udara Wonosobo adalah Cappadocia Kearifan Lokal, Cappadocia Lokal, atau semacamnya. Padahal Wahana Balon Udara di Cappadocia baru ada tahun 1987. Jauh sebelum adanya wahana Wisata Balon Udara di Cappadocia, Balon Udara Tradisional Wonosobo sudah eksis mengudara di Langit Nusantara. Jadi Mari kita untuk berhenti memakai narasi seperti itu dan mulai berbangga hati akan sejarah Balon Udara Tradisional Wonosobo.


Bagaimana cara untuk melihat Festival Balon Udara Wonosobo


Festival Balon Udara Wonosobo ini gratis tanpa ada tiket masuk, kita hanya membayar parkir kendaraan saja jadi kita tinggal datang saja ke Festival Balon Udara ke lokasinya dan jadwal yang sudah ditentukan. Acara Festival Balon akan diadakan jam 6 pagi dan selesai jam 9 pagi. Hal ini dikarenakan supaya tidak mengganggu jalur penerbangan. Pada tahun 2024, Jadwal Penerbangan Balon Udara Wonosobo cukup panjang dari tanggal 11-21 April 2024 dengan lokasi:

Festival Balon di LapanganKembaran (11-14 April)

Festival Balon di Lapangan Semayu (12 April)

Festival Balon di Lapangan Karangluhur (13-14 April)

Festival Balon di Lapangan Lamuk (13-14 April)

Festival Balon di Lapangan Kaliasem (14-15 April)

Festival Balon di Lapangan Jaraksari (16 April)

Festival Balon di Lapangan Simbang (12-16 April)

Festival Balon di Lapangan Mudal (17 April)

Festival Balon di Lapangan Reco (16-17 April)

Festival Balon di Lapangan Sambek(18-19 April)

Festival Balon di Lapangan Anshor/Bojasari Siyono (14-15 April)

Festival Balon di Lapangan Anshor/Candiyasan (18-19 April)

Festival Balon di Lapangan Wringinanom (20 April)

Puncak Festival Balon di Alun-alun Wonosobo (21 April)

 

Biasanya pada puncak Festival Balon di Alun-Alun Wonosobo, pemenang dari perlombaan yang ada di Lapangan setiap desa akan diajak berlomba kembali pada puncak festival balon di Wonosobo. Acara di alun-alun Wonosobo akan sangat meriah dan biasanya juga ada bazzar UMKM dan Kuliner khas Wonosobo disana.


Transportasi Ke  Kota Wonosobo (untuk melihat Puncak Festival Balon Udara di Alun-alun)


Cara menuju ke Wonosobo cukup banyak, karena tidak ada jalur kereta api sampai Wonosobo jadi kalian harus menempuhnya dengan Bus atau menyewa kendaraan.

Booking Bus Sinar Jaya via Traveloka


Jika kalian dari Jakarta pilihan Bus ke Wonosobo cukup banyak. Rekomendasi bisa menggunakan Bis Damri Jakarta-Wonosobo yang tiketnya bisa dipesan di Aplikasi Damri atau Aplikasi Travel lainnya.


Nara Hubung PO Nusantara 0857 2607 9666 / 0852 2561 1167

Jika kalian dari Semarang, Kalian bisa naik Bis langsung dari Terminal. Banyak yang merekomendasikan PO Bus Nusantara Semarang-Purwokerto dan nantinya kalian bisa turun di Terminal Wonosobo.


Karena saya Berangkat dari Banyuwangi, saya naik Kereta Api Blambangan ke Semarang. Sampai Semarang jam 6 pagi, lanjut ganti Bus Nusantara menuju ke Wonosobo. Biasanya sampai Wonosobo sekitar jam 10.30. Bisa lanjut kuliner makan siang lalu Check in ke penginapan di Wonosobo yang sudah dibooking.

Jika kalian dari Stasiun Purwokerto, kalian keluar dari Pintu Barat Stasiun langsung naik Bus Trans Jateng jurusan Terminal Purwokerto tarifnya 4.000 saja, lalu naik bis menuju Wonosobo.


Transportasi Ke  Kota Wonosobo (untuk melihat Puncak Festival Balon Udara di Desa-Desa Wonosobo)


Untuk menonton Festival Balon Udara yang di lapangan desa-desa di Wonosobo, saya malah berangkat dari Jogja menggunakan kendaraan bermotor. Saya memilih Jogja karena pilihan sewa motor cukup banyak dan harganya terjangkau. Kebetulan Jarak Jogja ke Lapnagan Desa Kembaran juga dekat sekitar 63km. Kita bisa mencari Penginapan terdekat di Wonosobo atau bisa juga menginap di Jogja dengan konsekuensi harus berangkat pagi buta. Saya berangkat jam 3.30 pagi dan sampai Lapangan Desa Kembaran jam 5.30

 

Setelah Melihat Festival Balon Udara di Wonosobo enaknya kemana lagi.


Dieng Park View Telaga Warna

Wonosobo terletak di lereng-lereng gunung yang terkenal pendakiannya yaitu Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Pesona alamnya masih terjaga dan indah sehingga banyak menawarkan Wisata Alam Wonosobo yang menawan seperti Dataran Tinggi Dieng (walau sebagian wisatanya masuk ke Banjarnegara), Telaga Menjer, Gardu Pandang Tieng, Wisata Kebun Teh Tambi, Wisata Kebun Teh Panama, Kayangan Skyline, Curug Sigludug, Curung Sikarim dan masih banyak lainnya. Kulinernya pun juga menarik, Kuliner yang paling terkenal adalah Mie Ongklok. Mie dengan bumbu kental biasanya dimakan bersama sate daging, selain itu ada Sego Megono, Tempe Kemul, Soto Golak dan lainnya.

 


Gimana Tertarik Wisata Ke Wonosobo?

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search