Berkunjung Ke Museum Lokananta dan Lokananta Bloc Di Kota Solo, Jawa Tengah
Galeri Museum Lokananta |
Sejarah Singkat dan Perkembangan Lokananta
Lokananta termasuk Perusahaan rekaman pertama dan terbesar
di Indonesia yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956 dengan nama Perusahaan
Piringan Hitam Lokananta sebagai bagian dari Jawatan Radio Penerangan Republik
Indonesia.
Fungsi utamanya saat itu adalah sebagai unit pelaksana untuk
duplikasi materi siaran RRI. Sempat diusulkan bernama “Indra Vox” singkatan
dari Indonesia Raya Vox, namun kemudian ditolak Bung Karno. Pada tahun 1958
mulai memasarkan Piringan Hitam melalui RRI dan diberi label Lokananta. Nama
Lokananta berasal dari kosakata Sansekerta yang punya arti Gamelan Di Kahyangan
Yang Bunyi Tanpa Penabuh. Ada juga yang mengartikan “Seperangkat gamelan
surgawi dalam pewayangan Jawa yang dapat berbunyi sendiri dengan merdu".
Galeri Museum Lokananta tampat depan |
Cara berkunjung ke Lokananta
Lokananta Bloc buka setiap hari mulai jam 10.00-22.00 WIB
disana akan banyak venue lokal seperti Perkopian seperti Filosofi Kopi, UMKM
lokal kreatif, dan Museum Galeri Lokananta yang buka setiap hari Rabu hingga
Senin jam 10.00-17.00.
Untuk masuk ke Museum Lokanta cukup mudah kok. Jam buka
Museum Lokananta hanya mulai jam 10.00-17.00 yang dibuka terbatas. Ada tiga
sesi setiap harinya yaitu sesi I: 10.00, sesi II: 12.00 dan Sesi III: 14.00.
Pendaftaran pengunjung dibuka setiap jam 07.00 pagi untuk masuk museum di hari
itu. Harga tiket masuknya sebesar Rp. 30.000.
Rencana saya mau mengambil Sesi I jam 10.00 ternyata kuota
sudah penuh dan akhirnya mengambil Sesi selanjutnya jam 12.00. Datang sebelum
jam 12.00 untuk registrasi terlebih dahulu. Tidak ada yang boleh dibawa masuk
ke dalam Museum Galeri Lokananta namun diperbolehkan membawa HP untuk bekal
berfoto-foto di dalam Galeri Lokananta.
Sebelum sesi dimulai, pemandu menjelaskan aturan-aturan yang
ada selama di dalam galeri Museum Lokananta. Kira-kira aturan dalam masuk ke
Galeri Museum Lokananta seperti berikut:
1. Pengunjung yang datang bersama anak usia di atas 3 tahun
wajib membeli tiket sendiri dan wajib didampingi saat berkunjung.
2. Tiket masuk dibayarkan saat kunjungan dengan metode
pembayaran non tunai. Tersedia QRIS dan mesin EDC di lokasi untuk melakukan
pembayaran.
3. Datang maksimal 10 menit sebelum jam reservasi Anda untuk
daftar ulang, tiket yang Anda beli berlaku untuk satu kali kunjungan yang
sesuai dengan jadwal yang telah Anda pilih.
4. Setiap pengunjung Galeri Lokananta diberi waktu
berkeliling di area Galeri selama maksimal 2 jam.
5. Dilarang makan dan minum di area Galeri
6. Dilarang merokok termasuk penggunaan rokok elektrik (vape) di area Galeri
7. Dilarang mengambil foto dengan kamera profesional
8. Dilarang membawa senjata api dan senjata tajam
9. Dilarang menyentuh barang koleksi di ruangan Galeri
10. Dilarang membuat gaduh dan berlari di area galeri
11. Mengikuti aturan dan tanda yang sudah ada di dalam ruang
Galeri
12. Reservasi untuk hari yang sama
Ruang Linimasa |
Pemandu mulai mengarahkan peserta ke ruang pertama yaitu Ruang Lini Masa untuk mengenal sejarah Lokananta. Memang benar, pepatah tak kenal maka tak sayang. Mengenal dahulu tentang Lokananta dari awal sehingga para pengunjung mendapat pengetahuan baru tentang sejarah studio rekaman, radio RRI dan Perusahaan Piringan Hitam di Indonesia.
Pemandu dan peserta bergerak ke
ruang berikutnya yang menceritakan dan menggambarkan hal berbeda. Ruang Kedua
adalah Ruang Gamelan, adalah ruang alat musik milik lokananta yang dulu digunakan untuk proses rekaman. Menariknya
ada beberapa perangkat Gamelan yang salah satu Perangkat Gamelannya ada yang
bernama Lokananta namun bertuliskan Aksara Jawa “Hanacaraka”.
ruang Diskografi |
Ruang ketiga adalah ruang Diskogafi. Disini ruang penyimpanan master rekaman dari rekaman yang pernah diproduksi oleh Perusahaan Piringan Hitam Lokananta. Disini juga ada Komputer yang menyimpan aset dari rekaman suara vinil ke dalam aset digital.
Ruang keempat adalah ruangan
Bengawan Solo, saya menyukai ruangan ini karena banyak display peralatan lawas
untuk merekam suara di dalam piringan hitam. Alat yang saya suka adalah pemutar
piringan hitam lawasnya tersebut. Di sisi dinding terdapat interpretasi alur
proses pembuatan rekaman di piringan hitam. Sambil mengamati alat-alat
perekaman jaman dulu dan dinding informasi, kami diperdengarkan lagu instrument
Bengawan Solo.
ruang kelima |
Ruang kelima ini menjadi ruang yang menjadi favorit orang-orang foto. Ruang tersebut berisi display piringan hitam di dalam rak-rak kotak. Di Tengah ruangan ada kursi dan Walkman yang bisa digunakan untuk menikmati music yang ada di dalam kaset pita.
Ruang keenam adalah ruang rekaman
proklamasi yang berhasil direkam oleh RRI pasca Kemerdekaan RI, tepatnya tahun
1951 Pak Soekarno dibujuk kembali untuk membacakan Naskah Proklamasi. Setelah
proses perekaman, Piringan Hitam Proklamasi disebarkan ke seluruh Indonesia.
Ruang ketujuh adalah ruang pamer. Ruang
ini digunakan untuk para cendikiawan dan seniman melakukan pameran terkait
dengan musik, perekaman dan lain-lainnya. Pada saya datang kesini ada pameran lukisan
dan display-display terkait permusikan.
Ruang kedepalan adalah perpustakaan. Ruang ini menyimpan buku-buku tentang musil, jurnal penelitian-penelitian mahasiswa yang mengambil data di Lokananta juga ada buku-buku lama yang masih terjaga sejak Lokananta berdiri.
Ruang Pamer |
Setelah Guide dari Lokananta menjelaskan setiap ruangnya, saatnya jam bebas selama 1 jam. Pengunjung bebas berkeliling di area Galeri Museum Lokananta. Saya mengulang lagi dari awal karena tadi lebih kurang hanya mendengarkan penjelasan dari Guide Lokananta dan tentunya tidak lupa untuk foto-foto.
Berjalan keluar ternyata ada
ruangan ke-9 yang berada di depan Lobby. Ruangan tersebut merupakan tempat
untuk memberi cindera mata atau oleh-oleh. Sayang waktu berkunjung ruangan
tersebut tertutu sehingga tidak bisa melihat dan membeli oleh-oleh yang tersedia
di Museum Lokananta.
Dua jam yang menyenangkan di
Lokananta, jika teman sedang berada di Solo jangan lupa untuk berkunjung ke
Galeri Museum Lokananta dan bisa nongkrong-nongkrong di Lokananta Bloc yang
buka sampai jam 10 malam.
Berarti ada batasan jamnya juga ya, kalau dibagi sesi sesi gini.
Kalau liat piringan hitam gini, jadi inget waktu aku kecil, soalnya bapakku kerja di RRI, jadi ngeliat piringan hitam waktu itu kayak wowww banget