Rabu, 25 Agustus 2021

Pantai Muara Baduk, Banyuwangi - Wisata Pantai Dan Muara Sungai di Desa Sarongan

Pemandangan Pantai Muara Baduk dari sisi sungai

Muara sungai yang saya bayangkan sering kali identik dengan hutan bakau. Namun berbeda dengan salah satu muara sungai di Banyuwangi yang bernama Muara Baduk yang letaknya di daerah selatan Banyuwangi searah menuju Pantai Rajegwesi dan Pantai Teluk Hijau. Karena muara Baduk ini mempunyai pasir pantai sehingga muara ini disebut Pantai Muara Baduk.


Rute Menuju Pantai Muara Mbaduk

Pantai Muara Baduk terletak di Desa Sarongan Kecamatan Sukomade, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pejalanannya dari Banyuwangi kota menempuh waktu perjalanan sekitar 2 jam sampai 2,5 jam. Rute menuju pantai Muara Baduk cukup mudah sama seperti rute menuju ke arah Pantai Teluk Ijo. Dari Banyuwangi kota, kalian tinggal mengikuti jalan poros Banyuwangi-Jember melewati kota Rogojampi, melewati Srono, melewati Benculuk lalu ambil kiri dari perempatan Jajag lalu ikuti saja petunjuk jalan menuju Pulau Merah/ Teluk Hijau. Setelah melewati Pasar Pesanggaran ambil arah lurus terus menuju Teluk Hijau, melewati perkebunan Sungai  Lembu Desa Kandangan lalu Desa Sarongan. Stelah melewati pemakaman desa akan ada petunjuk jalan menuju Pantai Muara Baduk, tinggal ikuti saja petunjuk tersebut kita akan sampai ke Pantai Muara Baduk.

sungai di muara baduk

Pantai Muara Badukini terdapat muara dari beberapa sungai yang melewati Perkebunan Sungailembu diantaranya yaitu Sungai Lembu, Kali Kawat, dan Sumber Jambe. Sungai-sungai ini bertemu membentuk satu sungai besar dan lembar di sekitar Pantai Muara Baduk. Pada bagian muara yang lebar ini airnya sangat tenang sampai dibuat merinding membayangkan kedalaman dari muara sungai ini. Makin mendekati muara arusnya mulai keliatan dan uniknya ketika mencapai titik temu antara sungai dan air laut justru menyempit berapitan dengan formasi bukit karst sehingga disekitar muara terlihat seperti pusaran air, sehingga wisatawan dilarang untuk mandi di muara sungai tersebut.

Kerbau di Muara Baduk

Pada Sungai yang lebar terdapat formasi hutan bakau yang sangat unik. Berbeda dengan hutan mangrove Bedul Alas Purwo, Hutan Mangrove Teluk Pang-pang seperti Hutan Mangrove Jatipapak dan Kili-kili yang di dominasi oleh Mangrove Sejati dan tanaman mangrove berkayu keras. Sedangkan di Muara Badu
k, hutan mangrovenya didominasi oleh Tumbuhan Nipah. Tumbuhan Nipah ini adalah sejenis Palem-Paleman yang memang tumbuh di daerah pasang surut air laut.

Homestay di Muara Baduk Banyuwangi

Selain adanya hutan mangrove, juga terdapat padang rumput yang luas di tepian sungai muara Baduk ini. Padang Rumputnya berubah ubah luasannya tergantung debit air, biasanya mulai meluas pada musim kemarau dan menyempit pada musim penghujan. Padang rumput ini sering digunakan para  wisatawan untu berfoto-foto juga sebagai salah satu tempat untuk berkemah. Bahkan pada padang rumput tersebut terdapat dua buah rumah yang rencananya dibuat sebagai Homestay. Di Padang Rumput tersebut juga digunakan warga setempat untuk mengembala atau angon Kerbau. Selain kerbau bisa mendapatkan makanan, kerbau juga bisa berkubang di kubangan yang tersedia di beberapa titik di Muara Baduk ini.


Cerita Rakyat Pantai Muara Baduk

Pantai Muara Baduk terdapat batuan karang unik yang menyita perhatian saya. Jika dari sisi pasir pantainya berbentuk kerucut seperti kubah masjid namun jika dari sisi padang rumputnya terlihat berbeda karena terlihat dua buah batu kerucut dengan ukuran sedang dan besar. Karena perhatian saya ke batu karang tersebut, saya mencari informasi kepada penduduk setempat yaitu pemilik warung yang pertama kali mendirikan warung di Pantai Muara Baduk bernama Bu Nur. Bu Nur bercerita kalau Batu Karang tersebut bernama Watu Langgar. Langgar yang berarti Musholla, nama tempat ibadah umat Islam.  Dinamakan Watu Langgar karena sejak dahulu batu karang tersebut sering terdengar suara-suara Adzan pada waktu-waktunya Salat, sehingga sejak dahulu dipergunakan warga setempat seperti para nelayan/pemancing sebagai petunjuk waktu.

Batu karang bernama Watu Langgar

Saya juga bertanya soal penamaan Muara Baduk, karena saya pikir Baduk berasal dari kosakata bahasa Jawa atau Madura. Ternyata asal muasal nama Baduk cukup sederhana. Bu Nur bercerita kalau nama Baduk berasal dari suara ombak laut selatan bertabrakan dengan tebing bukit karst, “Duk..Duk…Duk” sehingga dari bunyi tersebut lahirlah nama Baduk,  Pantai Muara Baduk hahaha.

Pantai Muara Baduk ini sama seperti Pantai Rajegwesi yang memiliki pasir berwarna abu-abu tidak berpasir putih seperti Pantai Teluk Hijau. Walaupun demikian pemandangan di Pantai Muara Baduk tidak kalah indahnya. Di sekitar pantai terdapat banyak pepohonan pandan yang bisa dijadikan peneduh saat siang hari. Kita juga bisa memesan minuman dingin dari penjual makanan dan minuman yang ada di dekat pantai. Jika ingin beribadah dan ke kamar mandi pun sudah tersedia.

Pemandangan Pantai Muara Baduk, ombaknya ngeri ya haha

Memang pantai ini cukup jauh apalagi jika kalian dari Banyuwangi kota. Kalian bisa mampir kesini sekaligus untuk berkunjung ke Pantai Teluk Hijau dan menikmati kuliner legendaris di sekitar sarongan yaitu Ayam Pedas Mbok Wo yang sudah berjualan sejak Tahun 1957 dan Nasi Pecel terminal Sarongan yang sudah berjualan sejak tahun 1960an.

Tertarik ke Muara Baduk kan?

1 komentar:

  1. Kadang penamaan memang seperti itu, mas. Ada juga disematkan nama karena pohon tertentu atau bentuknya mirip apa gitu. Untuk ambil foto lanskap seperti menarik di sini

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search