Kamis, 18 Juni 2020

Mencicipi Nasi Tempong Kecombrang Di Warung Umbul Bu Juleha, Banyuwangi

Nasi Tempong Sambal Kecombrang Desa Banjar, Banyuwangi

Turun dari Kawah Ijen dan Kawah Wurung sudah pasti lapar kan. Sampai di pasar Licin, saya membelok kan kendaraan ke arah Pakel. di tengah perjalanan masih masuk desa Banjar, ada warung sederhana di pinggir hutan ditepi persawahan juga. Semilir angin dari persawahan dan suasana tenangnya membuat saya ingin kesini lagi dan lagi. Ada suatu yang menarik dari menu-menu sederhana makanan khas desa yang dihidangkan Bu Juleha ini, yaitu Sambal Kecombrang.


Menuju ke Warung Bu Juleha dan Warung Umbul dari Kota Banyuwangi
Cara menuju Warung Umbul dari kota Banyuwangi gampang kok. Ambil arah yang menuju arah kawah ijen, melewati pertigaan patung barong, mel;ewati Desa Olehsari dan Glagah  hingga sampai di Pertigaan pasar licin ambil ke kiri menuju arah Pakel atau Segobang. Warung Umbul ada di sebelah kiri jalan setelah tanjakan setelah hotel Joglo Ijen.

Warung Bu Juleha
Warung Umbul
Saya tahu ada warung ini di pinggir hutan dan persawahan Desa Banjar ini saat ada festival Kopi Utek Desa Banjar beberapa tahun lalu. Waktu itu, Warung Bu Juleha ini menjadi tempat istirahat kami setelah traking keliling desa Banjar. Tempatnya sederhana, terdapat kolam ikan yang diatasnya diberi gubuk santai atau saung untuk menikmati suasana. Sekarang warungnay sudah agak besar, di sebelahnya juga dibuka warung Umbul yang dikelola anaknya dengan nuansa taman dan area persawahan.

Kopi Utek Khas Desa Banjar, Banyuwangi
Gubuk makan di Warung Bu Juleha di atas umbul/kolam ikan
Warung Umbul dikelola oleh anak Bu Juleha yang menawarkan makanan-minum ala cafe. Bangunannya sederhana berkonsep terbuka. Halamannya juga cukup luas, kalau bawa anak-anak bisa main-main halaman tengah warung umbul yang tumbuh rerumputan yang segar. Di sekitarnya terdapat gazebo atau gubuk santai yang bisa memandangi persawahan desa Banjar. Sambil memandangi sekeliling saya memesan Kopi Utek. Kopi khas Desa Banjar, berupa kopi tubruk, di piring cangkir tersebut diberi gula aren sebagai pemanis. Kopi sruput lalu gula aren digigit atau sebaliknya. Seakan membuat ritual minum kopi ada sensasi berbeda dari biasanya.

Jika Warung Umbul hanya menjajakan minuman makanan ringan ala kafe jika kalian ingin makanan berat kalian bisa memesan di warung Bu Juleha. Warung Bu Juleha ini menjajakan makanan khas desa, salah satunya yang sering saya pesan disini adalah Ayam Kesrut (Uyah Asem) dan Nasi Tempong. Kali ini saya memesan agak berbeda setelah membuka obrolan tentang Tanaman Kecobrang atau kalau di Banyuwangi dan Suku Osing, nama lain Kecombrang adalah Lucu. Bu Juleha bilang kalau dia menanam banyak kecombrang di kebunnya. Biasanya Kecombrang yang diatanam diambil bunga atau batang mudanya untuk dijadikan sambal. Tidak semua orang suka Sambel Kecombrang karena ada aroma-aroma asing yang tercium, namun beliau punya resep tersendiri untuk menghilangkan aroma tersebut.
Sambel Kecombrang yang sedang diracik
Setelah diceritakan soal kecombrang dan racikan sambelnya, saya penasaran.

“bu, bisa pesan nasi tempong telur tapi sambelnya sambel kecombrang?”

“Bisa mas, kebetulan ada kecombrang yang bisa dipanen, mau ikut mas?”

Saya hanya menggangguk dan mengikuti Bu Juleha dari belakang, memperhatikan penjelasan tentang bunga dan calon batang dari tanaman Kecombrang. Saat bunga dan batang muda kecombrang diuleg, ada aroma khas. Aromanya agak sulit dideskripsikan seperti ada aroma dingin yang terhirup. Makin dilihat makin ga sabar mencicipi Nasi Tempong Telur dengan Sambel Tempong Kecombrang.

Penampakan Nasi Tempong Telur Sambel Kecombrang
Tidak lama akhirnya jadi, saya langsung mengambil sepotong tahu dan saya colek ke dalam cobek sambel, rasa sambel kecombrang memang beda dan ada sensasi mint yang dingin yang terasa. Beda dengan cerita teman memakan sambel kecombrang punya aroma aneh, mungkin karena racikannya masih ada yang kurang sehingga tidak sama dengan sambel kecombrang buatan Bu Juleha. Setelah mencicipi sambelnya, langsung saja saya makan dengan lahap Nasi Tempong Telur Sambal Kecombrang buatan Bu Juleha ini. Nasi Tempong Sambel Kocombrang ini tidak ada setiap hari karena tergantung dengan ketersediaan stok kecombrang. Jadi jika kalian ingin mencobanya kalian bisa janjian terlebih dahulu.

Ibu Juleha
Warung Umbul dan Warung Bu Juleha buka mulai jam 9 pagi, letaknya strategis tidak jauh dari pasar licin dan jalur utama jalur pendakian ke kawah ijen. Sehabis dari kawah ijen kalian bisa mampir sarapan disini :).

6 komentar:

  1. Menyenangkan lihat warung kecil Bu Juleha, bangunan utama kecil, tapi ada gazebo-gazebo di luar dengan konsep terbuka. Memanfaatkan lahan besar dan tempatnya tampak adem. Ku belum pernah makan Nasi Tempong Kecombrang ahhahahha

    BalasHapus
  2. kayaknya boleh ini dicoba, biasanya kalau nasi tempong tuh selalu identik dengan

    Nasi Tempong Mbok Nah sama Mbok Wah

    BalasHapus
  3. berkali kali ke Banyuwangi belum cobain ayam kesrut
    ini suasananya enak juga, ada gazebo dialam terbuka, apalagi ditemani angin semilir, habis makan, kenyang lalu ngantuk deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe kalau ke banyuwangi lagi kudu kuliner ayam kesrut mba..ada yang byebut ayam kesrut itu uyah asem

      Hapus
  4. Asri sekali ya tempatnya, fresh

    BalasHapus
  5. Walah ini daerah kelilinganku mas. Dapet link ini dari mbak sitta jogja. Salam kenal mas

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search