Senin, 24 Februari 2020

Mampir ke Kopi Ampirono di Area Persawahan Kece di Kulonprogo

Kopi Ampirono dengan Bangunan Joglonya
Beberapa bulan terakhir, area persawahan di daerah Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta naik daun karena media sosial. Sejak dulu saya menyukai area persawahan daerah Nanggulan ini, karena suasananya cukup asri dan punya pemandangan gunung menoreh dan gunung Merapi dan Merbabu jika cuaca mendukung. Di sekitar dipinggir area persawahan mulai tumbuh kedai makan sederhana , salah satunya seperti Warung Geblek Pari yang pernah saya ulas sebelumnya. Kali ini saya menyempatkan waktu untuk mampir sebentar ke Kopi Ampirono yang letaknya berada di jalan menanjak setelah melewati Pasar Wage Kenteng.


Rute ke Kopi Ampirono
Secara administrasi sih Kopi Ampirono berada di Dusun Tileng, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo. Namun karena letaknya masih berada di dekat area persawahan Nanggulan Kulonprogo, sering kali diduga masih ikut dalam kecamatan Nanggulan. Untuk menuju ke Kopi Ampirono cukup mudah kok, kalian bisa berangkat dari Jogja lurus saja mengikuti jalan Godean hingga melewati jembatan Sungai Progo dan bertemu perempatan Nanggulan, ambil lurus ke arah barat melewati Pasar Wage Kenteng dan jalan menanjak dengan pemandangan kanan kiri berupa area persawahan. Kopi Ampirono ada di sebelah kiri jalan saat jalan menanjak.
menu harga makanan-minuman di Kopi Ampirono
Desain Kopi Ampirono menarik, gabungan konsep Jawa dan sedikit ada tema Industrial terutama pada bagian dapurnya menggunakan galvalum dan bagian tempat duduk dan hidangan berada pada bangunan berbentuk Joglo. Ada yang menarik perhatian saya pada saat masuk ke Kopi Ampirono, pada bagian pinggir pagar dan bangunan cukup banyak tanaman telang yang sudah berbunga. Setelah melihat menunya ternyata ada menu Teh Telang yang ditulis dalam menu adalah Teh Kalibiru karena Wisata Kalibiru merupakan wisata yang membuat wisatawan memandang daerah Kulonprogo. Walau angin seringkali berhembus, udara siang itu cukup panas, memesan Es Teh Telang sepertinya menjadi pilihan tepat, bersama dengan makanan ringan berupa mendoan, Pisang Goreng dan geblek yang merupakan makanan khas Kulonprogo.
Menu Kopi Ampirono yang kami Pesan
Teh Kalibiru atau Teh Telang. Segerkan hehe
Seperti biasa, anno pasti nyobain kopi, jadi nanti bisa cicip rasa kopi racikan Kopi Ampirono. Saya memesan Teh Kalibiru/Teh Telang. Setelah hidangan keluar, Teh Kalibirunya berwarna ungu, kukira bakal berwarna biru. Ternyata warna teh Kalibiru, saat bunga telang diseduh berwarna biru namun setelah diberi sari perasan lemon, warna teh berubah berwarna ungu sesuai warna bunga telang. Sambil menyeruput segernya Teh Telang, saya tertarik dengan makanan Geblek yang merupakan makanan khas Kulonprogo. Rasanya sekilas seperti Gorengan Cireng karena bahan dasar yang digunakan sama. Jika dahulu memakan Geblek yang dibeli di Pasar Kenteng adalah dicocol dengan saus sambal, jika di Kopi Ampirono, Geblek tersebut dicocol dengan saus kecap racikan.
Geblek, Makanan Khas Kulonprogo
Hidangan sederhana warung Ampirono
Makan makanan ringan seperti mendoan, pisang dan geblek memang tidak mengenyangkan, namun tak perlu khawatir. Disini ada menu makan prasmanan berupa makanan khas desa berupa Sego Megono dan makanan khas desa komplit dengan lauk-pauk berupa telur dan lain-lainnya. Waktu itu karena berencana makan ditempat lain jadi kami hanya makan makanan ringan saja di Kopi Ampirono sekaligus melepas dahaga kepanasan. Ada yang disayangkan saat datang kesini adalah sawahnya yang habis dipanen sehingga tidak bisa menyaksikan pemandangan hijau persawahan di sekitar Kopi Ampirono.

Pemandangan di Kopi Ampirono

P.S. jika cuaca cerah, dan sawahnya sudah ditanam, pemandangan bisa sebagus ini, klik >> Foto2 Persawahan di Nanggulan Kulonprogo

7 komentar:

  1. Ya Allah pas baca ini pas lagi belom sarapan dan laper2nya 😅 itu geblek rasanya gurih gitu ya, tetel bukan sih kalo bahasaku? Atau semacem uli kalo di Jabar? Sejuk bgt makan2 tradisional sambil lihat sawah 😍

    BalasHapus
  2. Daerah sini sekarang mulai paham dengan konsep warung model beginian, mas. Kalau mau lebih asyik, bisa buka jam 7, biar pesepeda asyik ahhaah

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha tapi nanti sawahnya berkurang dong. perlu penataan dulu mana area sawah, mana area warung, biar ga merusak indahnya pemandangan disana..

      Hapus
  3. Ya ampun, geblek sama kopi tubruk itu enak banget mas, apalagi gebleknya masih empuk anget-anget. Bedanya dengan cireng, geblek lebih tebal dan lebih plain.

    Penasaran juga sama Teh Telang, sperti apa rasanya.

    Jadi ada 2 bangunan ya? Satu bangunan joglo untuk pengunjung, satu lagi bangunan industrial semi permanen untuk area bar dan dapur?

    BalasHapus
  4. baru tau ada cemilan namanya geblek.. biasanya geblek dipake buat pleseten go-blog haha.. walau kaya cireng, tapi tetep penasaran rasanya, apalagi pake saus kecap racikan itu..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
  5. makin banyak spot kuliner di daerah nanggulan
    tapi efek negatifnya sawahnya berkurang jadi kedai atau cafe hehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa.. eman bgt viewnya bagus jadi malah liat bangunan2 :|

      Hapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search