Pasar Wit-Witan - Pasar Di Pinggir Hutan Kecilnya Alas Malang, Banyuwangi
09.51![]() |
Pasar Wit-Witan Desa Alas Malang Kecamatan Singojuruh |
Hari minggu
pagi di Banyuwangi, tiba-tiba saya ingin sarapan yang agak beda dari biasanya.
Biasanya sih nyari sarapan di Pasar Minggu Pagi Desa Kemiren atau beli Nasi
Uduk Jakarta di dekat Pelabuhan Ketapang. Kali ini saya pergi ke daerah
Singojuruh tepatnya di Desa Alas Malang yang terkenal dengan Adat
Kebo-keboannya. Di Desa tersebut ada sebuah pasar yang unik. Pasar ditengah
kebun kecil. Dibawah pohonnya banyak orang berjualan makanan siap santap. Pasar
tersebut bernama Pasar Wit-Witan.
Situasi Pasar Wit-Witan |
Pasar Wit-Witan
ini adalah pasar yang baru saja dibuka setelah munculnya pasar-pasar kekinian
di Banyuwangi seperti Pasar Ketupat Boyolangu, Pasar Jajanan Pasar Khas Osing
Kemiren dan lain-lainnya. Sama seperti pasar kekinian lainnya, pasar ini hanya
buka di hari tertentu saja, setiap hari Minggu pagi mulai jam 6.30 sampai 9.30.
Sesuai namanya para penjual dan penjaja makanan di Pasar Wit-Witan berjualan
dibawah pohon-pohon dalam kebun kecil.
Rute Menuju
Pasar Wit-Witan dari Kota Banyuwangi
Pasar Wit-Witan
berada di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Letaknya sekita
16 km dari pusat kota Banyuwangi atau kalau naik motor kesini sekitar 20-30
menit. Rute menuju Pasar Wit-Witan ini gampang kok. Dari kota Banyuwangi ambil
arah ke Rogojampi pertigaan tugu Adipura ambil ke kanan lalu ikuti jalan
tersebut sampai ketemu perempatan patung Kebo-keboan. Ambil ke arah kanan,
ikuti jalan tersebut, Pasar Wit-Witan berada di sebelah kiri jalan tidak jauh
dari perempatan patung kebo-keboan alas malang. Tidak ada transportasi umum
menuju kesini ya.
Bu Tin, Penjual dan Pembuat Makanan Geseng |
Mas Mamet, Rawon Racikannya enak loh |
Berangkat dari
Banyuwangi jam 6.00 pagi, sampai sana suasana pasar sudah ramai. Saya mulai
memutari pasar terlebih dahulu melihat-lihat membeli makanan apa untuk sarapan.
Kebunnya terlihat sekilas seperti hutan, apalagi sisi selatannya tumbuh pohon
agak lebat dan terdapat sungai kecil. Penjual menggunakan pakaian tradisional dengan pakaian berwarna hitam dan bawahan
batik. Rasanya sekilas membawa saya pada gambaran pasar-pasar jaman dulu saat
era kerajaan. Walau tempatnya di pinggir hutan dan kebun kecil, penjual di Pasar Wit-Witan ini menempati area yang agak terbuka sehingga pembeli
leluasa berjalan kesana kemari. Cara jualannya unik, meja untuk menjajakan
makanan terbuat dari bambu. Kursi-kursi untuk menyantap makanan yang dibeli pun
demikian, tersebar di beberapa titik di pasar wit-witan ini, beberapa kursi
berada berdekatan atau di depan pedagang makanannya.
Jajanan pasar yang dijual, Kue Kucur (cucur) |
Kursi Bambu untuk menyantap makanan dan minuman yang sudah dibeli |
Makanan yang
dijajakan juga menarik, karena banyak menjual jajanan pasar tradsional seperti
lupis, getuk, kucur, ketan goreng dan gorengan lainnya. Bisa ditemukan juga
makanan modern seperti martabak telur dan martabak terang bulan. Untuk makanan
beratnya juga beragam dari nasi pecel, nasi kuning, nasi rawon dan yang menarik
disini ada penjual Geseng Mentok dan Bangsong yang mana kuliner ini merupakan
kuliner khas Singojuruh yang dulunya hanya dibuat untuk Hari Raya saja.
Pembeli sedang membeli es tradisional |
Untuk
Minuman ada beberapa yang menarik yaitu es campur yang dijual di area tengah
pasar. Ada toping bola berwarna ungu yang setelah saya tanya terbuat dari telo
ungu. Disini juga mudah ditemukan minuman temulawak dan jamu yang diracik oleh
warga setempat. Tidak hanya menjual makanan dan minuman, UKM kerajinan tangan
yang ada di Kecamatan SIngojuruh turut hadir meramaikan, rata-rata adalah
kerajinan dari kayu/sisa kayu yang dibuat menjadi perabotan dan yang menarik
perhatian adalah jam tangan.
Hutan kecil dekat dengan Pasar Wit-Witan |
Letak Pasarnya
menurut saya cukup strategis, setelah sarapan di Pasar Wit-Witan, jika kalian
wisatawan kalian bisa melanjutkan perjalanan ke Djawatan Benculuk, Pulau Merah
dan Alas Purwo. Jika kea rah barat kalian bisa berkeliling menjelajahi wisata
alamnya Songgon. Pasar Wit-Witan ini hanya buka di Hari Minggu Pagi mulai pukul
06.30 sampai 09.30. Jadi jangan sampai datang kesiangan ya, nanti
makanan/minuman yang sudah kalian incar keburu habis :D.
Nonton Videonya disini ya
Nonton Videonya disini ya
5 kesan dari teman
Sekarang pasar seperti ini masih jalan dan banyak. Tinggal bagaimana masyarakat setempat bisa berkreasi agar konsisten pengunjungnya
BalasHapusKeren juga konsepnya.
BalasHapusBisa sekalian memajukan ekonomi masyarakat setempat.
Bagus ya pasarnya..
BalasHapusUnik, bersih
Jajan disini pasti nggak kepanasan, banyak pohon euy
Aku baca nama daerahnya aja langsung terbayang kuah gula jawa, haha. Makanan jaman SD, Lempeng Juruh :D
BalasHapusAsyik ya mas kalo tempatnya rindang kayak gini. Cuaca yang panas jadi terasa sejuk. Btw, bisa aja nih nemu yang manis-manis buat jadi foto cover dan thumbnail video hahaha.
Wahhh serius konsep pasarnya keren nihh... Nah, yang seperti ini yang harus dilestarikan dan dikembangkan
BalasHapus