Rabu, 18 Juli 2018

Kuliner Coklat Nikmat Di Dusun Kakao, Banyuwangi

Teras Depan Doesoen Kakao Banyuwangi

Komoditas coklat juga merupakan hasil dari perkebunan di Banyuwangi tepatnya berada di daerah  Glenmore dan Kalibaru. Di daerah Glenmore tepatnya di Pagargunung terdapat salah satu dusun kecil yang terletak di sekitar kebun Kendenglembu dan pabrik pengolahan awal coklat. Di dusun sanalah dikembangkan salah satu tempat kuliner menikmati citarasa coklat buatan mereka. tempat tersebut dinamakan Doesoen Kakao.

Doesoen Kakao (Dusun Kakao) ini terletak di tengah perkebunan Kendeng Lembu, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi . Wisata ini sebenarnya telah dibuka mulai tahun 2016 seluas 4 Hektar namun mulai ramai pada tahun 2017 apalagi setelah terpilihnya menjadi Etape kedua Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017. Wisata ini dikelola oleh perkebunan Kendeng Lembu yang salah satu komoditasnya adalah coklat, sehingga coklat yang dikelola oleh perkebunan ini bisa langsung diolah dan dinikmati para pengunjung yang mengunjungi Dusun Kakao.

Rute Menuju ke Dusun Kakao.
Rute menuju ke Dusun Kakao dari kota Banyuwangi cukup mudah kita cukup mengarahkan kendaraan ke arah Glenmore atau Kalibaru, melewati Rogojampi , Genteng lalu pertigaan Glenmore jalan baru ambil kiri, dari jalan tersebut kita akan melewati Wisata Waduk Sidodadi, perkebunan tebu dan perkebunan coklat lalu akan menemukan gapura Dusun Kakao di sebelah kiri Jalan. Kira-kira jarak tempuh perjalanan dari Kota Banyuwangi ke Dusun Kakao sekitar 2 jam. Kalau bingung ikuti Gmaps aja, lokasinya valid sama petanya kok.

Untuk memasuki Dusun Kakao kita dipungut tiket masuk berupa biaya parkir sebesar Rp. 3.000 untuk kendaraan bermotor, Rp. 5.000 untuk mobil. Suasana Dusun Kakao relatif tenang, saat setelah memasuki gerbang Dusun Kakao Pabrik Pengelolaan Kakao dan sekitarnya terdapat Kakao basah yang sedang dijemur. Aroma semerbak fermentasi Kakao tercium dari parkiran, karena di dekat tempat parkir terdapat tempat untuk memfermentasi kakao.  Setelah puas melihat sekeliling yang ada di Dusun Kakao, kami memutuskan untuk masuk ke Kafe Dusun Kakao yang menyediakan makanan dan minuman menggunakan bahan coklat hasil olahan coklat dari Dusun Kakao.

kami selfi di jendela besar kafe dusun kakao
Bangunan Kafe Dusun Kakao menarik, sepertinya menggunakan bangunan khas perkebunan lama, lalu dilakukan sedikit renovasi namun arsitektur bangunan aslinya masih ada. Ada ruangan menarik yang berisi tentang sejarah masuknya komoditas Coklat ke Indonesia hingga saat ini, pada ruangan tersebut juga terdapat peta penyebaran coklat di Indonesia. Ruangan menarik ini serasa ruang museum. Kami memilih duduk di dekat jendela besar di dalam ruangan menarik tersebut dan mulai melihat makanan-minuman apa yang ditawarkan di buku menu.
ruangan dengan tulisan sejarah masuknya coklat dan persebaran coklat di Nusantara
Menu yang ditawarkan ada makan besar (main course), snack dan minuman. Perhatian kami terfokus kepada snack dan minuman karena menawarkan citarasa coklat khas Dusun Kakao ini. Minuman coklatnya ada Glen’s Choco yang mengandung 80% Kakao, 3 in 1 Choco mengandung 60% Kakao, Doesoen Pole ini merupakan eskrim coklat dan vanila, Glen Smooties sisanya berupa minuman kopi, wedang, jus teh dan air mineral. Sedangkan snack yang ditawarkan Pisang Rambutan merupakan pisang kriuk keju bertoping coklat, lalu ada Rondo Royal yaitu Gorengan Tape yang isinya ada leleh coklat yang enak. Harga dari makanan dan minuman yang ditawarkan bisa kalian liat di foto menu yang saya upload ya ^^.
menu di Dusun Kakao
Kami memesan minuman Glen Choco, dan 3 in 1 Choco padahal mau pesan Glen Smoties tapi stoknya sudah habis. Snack yang kami pesan adalah Royal Londo dan Pisang Rambutan karena snack ini menganduk coklat olahan Doesoen Kakao. Rasanya menenangkan sekali, meminum coklat hangat pada cuaca sekitar Dusun Kakao yang relatif dingin, aktivitas medsos tidak terlalu mengganggu acara kami karena di Doesoen Kakao agak susah sinyal.
yang kami pesan
Atas: Pisang Rambutan, Bawah:Royal Londo
Saya pribadi kurang puas jika gelas yang disajikan untuk minuman coklat dingin berupa gelas plastik, selain kesan akan coklat turun, rasanya meminum coklat khas Dusun Kakao berkurang. Mungkin pengelola bisa menyediakan gelas yang lebih layak untuk minuman coklat dingin seperti menyediakan gelas kaca atau mug.

Secara garis besar, mengunjungi Dusun Kakao ini menarik. Selain mendapat citarasa baru soal coklat, juga pengetahuan baru sekilas tentang pengelolaan coklat. Jika datang bersama rombongan pelajar, kalian bisa mengambil paket pembelajaran tentang Pengelolaan Kakao.

Tertarik mengunjungi Dusun Kakao di Banyuwangi?

Btw
Dari pertigaan Glenmore setelah melewati waduk Sidodadi itu pemandangannya bagus loh. Jalan baru, sepi, kanan kiri kebun tebu dari kejauhan terlihat dikelilingi Gunung. Saya jadi mengerti kenapa nama tempat itu dinamakan Pagargunung.
Jalan sepi dan indah menuju Dusun Kakao Banyuwangi

17 komentar:

  1. wahh dusun yang bagus, memanfaatkan tanaman lokal untuk menarik kunjungan pariwisata. Sayangnya saya punya alergi coklat euy.. paling cuma bisa nyicipin seruput 2 sruput biar tidak penasaran. Lebih dari itu bisa kunang2, mual2 dan lemas euy..

    BalasHapus
  2. Mas, coba sesekali pas di Jogja mampir di Griya Cokelat Nglanggeran, hampir seperti ini, tapi di sana lebih memproduksi cokelat dalam kemasan.

    BalasHapus
  3. Waaah, boleh juga nih kalau suatu saat ke Banyuwangi.

    BalasHapus
  4. Nah ini nih desa yang patut dicontoh untuk desa lain .. memaksimalkan areanya tak hanya sebagai lahan perkebunan tertentu tapi juga mengolah wisata.

    BalasHapus
  5. Mantap banget dusun kakao, sambil santai minum coklat bisa tau sejarah masuknya coklat ke Indonesia. Semoga banyak desa yang bisa mengangkat kearifan lokal menjadi potensi wisatanya

    BalasHapus
  6. Seolah-olah nemu hidden gem saat baca ini. Kalo musim libur, rame gak, mas?

    BalasHapus
  7. Menggiurkan sekalipun aku mupeenng

    BalasHapus
  8. selalu deh Alan bikin tergiur, apalagi buat aku yg tinggal ga jauh dr Bwi, huhu

    BalasHapus
  9. Aduhhh. Es krim coklat itu paling sulit ditolak. Ini salah satu ide kreatif, menempatkan resto langsung di dekat kebun coklatnya.

    Btw, keren juga nama kecamatannya, Glenmore. Rada kebarat-baratan gitu

    BalasHapus
  10. waah coklaat.. coklaatt.. di banyuwangi? duh mau deh kesanaaa

    BalasHapus
  11. Kupikir Dusun Kakao ini semacam kampung penghasil cokelat gitu, ternyata tempat makan. hahahaha

    BalasHapus
  12. Penggila cokelat bisa kalap nih disini, apalagi sampai liat kebunnya. Kira2 butuh waktu berapa lama mengunjungi tempat ini ?

    BalasHapus
  13. Wisata coklat... Baru nih, pasti menyenangkan. Thanks gan infonya.

    BalasHapus
  14. aku baru tau nih kalo di glenmore ada tempat kayak gini, yg aku tau cuman jalan alternatif yg baru itu.

    BalasHapus
  15. Wah baru tahu ada dusun Kakao di Banyuwangi.
    Semoga ada kesempatan ke sana, lama banget gak ke Banyuwangi.
    Kalau wisata coklat itu gak hanya bikin hepi org dewasa tapi anak2 kecil jg, jd cocok buat wisata keluarga ya :D

    BalasHapus
  16. Uwaaahhhh suamiku pasti seneng ini kesana :). Dia sukaaaak banget ama segala sesuatu berbau coklat. Kalo aku suka, tp biasanya terbatas ama minumannya. Moga2 nanti bisa ke banyuwangi dan mampir kesana

    BalasHapus
  17. Wah sangat menarik ini, Mas. Kalau aku ke Banyuwangi lagi, ke sana yuk hahaha.

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search