Rabu, 28 September 2016

Berpetualang Sebentar Ke Jurug Gede dan Jembatan Gantung Tertinggi di Gunungkidul


Musim kemarau basah mungkin menjadi kesempatan saya mengunjungi beberapa air terjun di gunungkidul yang belum saya lihat, Air Terjun Jurug Gede salah satunya.

Air terjun ini berada di perbatasan antara kabupaten Sleman dan Gunungkidul, namun wilayah air terjunnya masuk dalam kabupaten Gunungkidul. Jurug Gede terletak di Dusun Gambyong, Desa Ngoro-oro, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Yogkayakarta. Air terjun ini berada di aliran sungai Gambyong yang keberadaannya merupakan sungai dengan debit air yang musimam. Jika musim kemarau debit air dari sungai dan air terjun kurang deras bahkan bisa sampai tidak ada air yang mengalir dan jatuh mengaliri air terjun Jurug Gede.

Rute menuju Air Terjun Curug Gede

Ada dua rute yaitu rute via Gunung Api Nglanggeran dan Via Candi Ijo. Namun saya lebih menyarankan untuk via Gunung Nglanggeran karena rutenya cukup mudah ditempuh, Dari Kota Jogja arahkan kendaraan melewati Jalan Wonosari – Bukit Bintang – Perempatan Pos Polisi Patuk – Ambil Kiri ke arah Ngoro-oro/Nglanggeran – Ikuti saja jalan tersebut sampai di tower pemancar siaran televisi – Perempatan Nglanggeran ambil kiri ke Curug Gede jika ambil kanan akan sampai di pintu masuk Nglanggeran. Setelah ambil kiri ikuti jalan aspal kanan kiri sawah – menuruni hutan jalan cor-coran – melewati pohon kembar kramat – Desa Gambyong – Parkiran Air Terjun Jurug

Perempatan Setelah Pemancar Siaran TV ambil kanan
Pemandangannya  yg bikin iri :D
Dari parkiran terlihat sebuah Jembatan Gantung yang bisa dibilang merupakan Jembatan Gantung Tertinggi di Jogja karena melintasi jurang sedalam sekitar 25-30 meter. Jembatan gantung inilah yang menghubungkan Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Sleman. Keadaan jembatan ini cukup memprihatinkan karena beberapa lantai kayunya sudah mulai lapuk. Saya coba meyebrang kesebrang melihat kebawah dan jembatan mulai bergoyang-goyang. Di dekat Jembatan Gantung tersebut ada 3 anak kecil yang sedang bermain masak-masakan. Sembari istirahat sebentar saya sekedar menyapa dan ikut bermain dengan pura-pura membeli masakan hasil karya mereka dari seresah pohon jati. 
adek yg cowo yg jualan :D
Setelah bermain sebentar dengan anak kecil, saya melanjutkan perjalanan dari parkiran turun menuju air terjun Jurug Gede, medan yang pertama kali dilewati adalah area persawahan. Jalan berupa jembatan bambu yang sudah disediakan oleh pengelolanya agar tidak merusak sawah. Medan kedua adalah jalan tanah melintasi hutan, jika sehabis hujan jalan ini cukup licin, jangan pakai sendal jepit dijamin putus :D. Medan ketiga agak seram karena harus menuruni lereng yg saya bilang cukup licin sehabis hujan, hanya ada tali yang disediakan untuk berpengangan. Punya ingatan hampir jatuh ke jurang juga jd masalah saat saya harus melewati medan ketiga ini, jatung berdetak kencang, keringat dingin tapi akhirnya sampai di medan yang agak datar. Setelah melewati itu semua sampailah di samping air terjun Jurug Gede.

Medan pertama
Medan ke-3 

Air Terjun Jurug Gede memiliki ketinggian sekitar 25 meter dan mungkin karena bentuknya cukup besar maka dinamakan Jurug Gede. Jurug artinya curug atau air terjun, Gede artinya besar.Hujan yang mengguyur Jogja semalaman membuat airnya agak keruh namun debit air cukup deras bahkanbutiran air yang berterbangan cukup banyak. Saat saya datang sudah ada beberapa orang sedang duduk-duduk di samping air terjun. sepertinya sedang memecah batu yang mereka duga adalah batu akik. Saya turun menuruni bebatuan untuk bisa sampai di dasar sungai yang cukup penuh dengan batu kali. Saat berdiri di depan air terjunnya sangat terasa angin yang begitu kencang membawa butiran air sehingga menyulitkan proses pengambilan gambar karena lensa terkena air sehingga kaca lensa kamera basah.
lg getok batu akik -_-
kecipratan air jd foto mirip lukisan :D
Diatas air terjun Jurug Gede ini masih ada lagi air terjun kecil yang bisa kita tempuh dengan menyelusuri sungai Gambyong dari bawah jembatan gantung. Air Terjunnya tidak terlalu besar hanya sekitar 5-6 meter sana terpencar dua arah karena terhalang batu besar di tengah sungai. Saya mengetahui hal tersebut karena 2011 silam pernah kesasar kesitu saat menyelusuri sungai Gambyong dan menemukan air terjun Jurug Gede. Namun waktu itu saya tidak menemukan jalan untuk turun ke Jurug Gede.

14 Februari 2011 :p
Tidak berlama-lama disini karena ingin melanjutkan perjalanan ke Embung Nglanggeran yang memiliki Pemandangan Senja yang menawan jika cuaca menjelang senjanya bagus.


Tertarik berpetualang ke Jurug Gede?

13 komentar:

  1. Pernah kurus, pernah muda, pernah alay juga? Hihiii

    BalasHapus
  2. pernah kurus, pernah muda, pernah punya pacart?
    *lalu dijorokin ke curugnya

    BalasHapus
  3. Wih mantab,... pengen berendem jadinya di embung ngalanggeran !..LHO!!!

    BalasHapus
  4. Ini air terjum musiman jg ya mas? Aaah aku curiga sampe sana jebakan betmen, zonk lg ga ada air. Wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah, kan sering ujan di jogja sampe banjir2, mesti ada kok airnya

      Hapus
  5. Waaaaah, asyik banget tempatnya. Mudah-mudahan suatu hari bisa ke sana ^__^

    BalasHapus
  6. Jembatan kuning nya kayak di nusa lembongan tp sayang beberapa hari yg lalu ambruk jembatan di lembongan itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin pembangunan jembatannya serentak mas..moga yg ini cepat diperbaiki dan diperhatikan kondisinya

      Hapus
  7. wkwkwkwk... lan, foto lo... haha..

    BalasHapus
  8. bocah iki dolane ng jogja terus tapi kok ra tau mampir yo

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search