Sabtu, 16 Juli 2016

Ketupat Sewu - Tradisi Lebaran Ketupat, Desa Boyolangu, Banyuwangi

Makanan-makanan yg tersaji dalam Tupat Sewu
Banyak tradisi adat yang cukup menarik di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Banyuwangi. Pada H+7 bulan Syawal masyarakat khususnya daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur mengenal Lebaran Ketupat, dimana lebaran ini masyarakat membuat ketupat dan membagikannya kesanak saudaranya bahkan tetangganya. Ada juga yang membuat ketupat dan memakannya bersama-sama dengan sanak-saudaranya. Di Banyuwangi pun begitu, adanya tradisi adat Puter Kayun yang merupakan tradisi dari Desa Boyolangu, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi yang diadakan pada tanggal 7 Syawal sampai 10 Syawal. Salah satu acara yang cukup menarik yaitu Ketupat Sewu atau 1000 Ketupat.

Ketupat Sewu yang diadakan di Desa Boyolangu ini memulai rangkaian acara tradisi adat Desa Boyolangu. Diadakan tanggal 7 Syawal pada malam hari tepatnya pada setelah Shalat Magrib. Setelah magrib warga desa Boyolangu menggelar tikardi depan rumahnya (juga ada yang didalam rumah) dan mengeluarkan ketupat-ketupat yang sudah disiapkan untuk disantap bersama-sama sanak saudara dan keluarga yang datang dan ada saat itu. Karena makan ketupat bersama-sama satu desa inilah kenapa di sebut Ketupat Sewu.

sedang merapihkan barisan lilin :D
Suasana cukup ramai sekali, anak kecil berlarian dengan pakaian habis dari masjid, berkopiah, baju kok, celana pendek dengan sarung yang digantung seperti tas pinggang. Riuh suara obrolan dari antar warga yang beramah tamah kepada tetangganya didepan rumah sambil mempersiapkan dan menunggu mulainya acara Ketupat Sewu. Sebelum dimulai, penerangan lampu sedikit dimatikan, dan diganti dengan lampu tradisional sederhana yaitu Lampu Teplok yang dibuat dari botol-botol kaca bekas. Jadi keingat tradisi menjelang Idul Fitri di Gorontalo. Lampu Templok ini taruh di tengah jalan sebagai pengganti penerangan lampu yang dimatikan. Beberapa anak-anak kecil terlihat senang melihat api. Bahkan ada yang nyanyi lagu “selamat ulang tahun” :D
masih agak ramai, saling bercerita satu sama lain hehe
mendadak hening dan berdoa, tidak ada yg berlarian seperti sebelumnya

Suasana agak hening, ketika suara dari masjid mulai terdengar dan mengajak para warga untuk berdoa mengucapkan syukur atas karunia yang telah diberikan Yang Maha Kuasa. Ketika doa selesai, suasana ramai kembali, warga mulai menyantap hidangan ketupat yang telah disiapkan. Hidangan ketupat sewu relatif sama seperti daerah lain, Ketupat dengan opor ayam yang berbeda adalah lauk tambahan berupa tempe, tahu, semacam tempura, bahkan ada yang membuat bakso dan tidak lupa adanya sambal dan kerupuk baik kerupuk biasa maupun kerupuk peyek. Saya diajak salah seorang warga untuk ikut menyantap ketupat sewu bersama keluarganya. Rezeki ga boleh ditolak, mumpung perut  sudah lapar dan sudah tergiur aroma Opor dari asap-asapnya yang berterbangan.

Jika tidak suka ketupat ada sedia Nasi :D
Nambah setengah ketupat, pencitraan aja sih setengahnya
Ketika acara selesai, lampu dinyalakan kembali, lampu teplok dimatikan dan anak-anak masih berkeliaran bermain :D. Saya juga berlarian menuju bazar kecil yang ada di tengah desa. 
mas dor dan temen dari IG:@instabanyuwangi

Terima Kasih untuk keramahannya keluarga Mas Dor dan Warga Desa Boyolangu ^^

6 komentar:

  1. Wah seru banget tradisi kupat Sewu ini. Sebuah kekayaan budaya yang sepertinya cuma ada di Indonesia ya Mas Alan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba evi,, cukup menarik banyak tradisi yg tercipta dan masih dijaga sampe sekarang

      Hapus
  2. Seru banget tradisi ini, semoga ngak pernah punah

    BalasHapus
  3. Serunya... sempet salah fokus baca boyolangu jd boyolala... wkwkwk

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search