Kamis, 01 Oktober 2015

Pantai Batar Panjang, Nusakambangan dan Senjanya Yang Menawan

Senja Menawan di Pantai Batar Panjang, Nusakambangan
Nusakambangan, identik sekali dengan pulau terasing yang digunakan sebagai penjara-penjara bagi pelaku kejahatan. Ketika menjawab hendak ke Nusakambangan, orang yang bertanya “mau kunjungan ke penjara?” bahkan ada yang becandaan “akhirnya kamu ketangkep lan” aseemm!!. Terlepas dari itu, Pulau Nusakambangan merupakan Pulau yang mempunyai  keanekaragaman hayati flora-fauna, dan bentang alam indah dan khas yang wajib dilindungi, sehingga Pulau tersebut ditetapkan menjadi kawasan Cagar Alam. Selain mempunyai bentang alam yang indah, terdapat benteng pendam yang dahulunya merupakan salah satu benteng dari Negara portugis yang menjajah Tanah Air. Keberadaan itulah yang membuat Pulau Nusakambangan yang merupakan Kawasan Cagar Alam, kawasan penjara sekaligus kawasan wisata.

ini dia posisi pantai batar panjang
berangkat dari pelabuhan tanjung intan
Kali ini saya berkesempatan mengunjungi Pulau Nusakambangan karna sekalian tugas memasuki Cagar Alamnya, pulau Nusakambangan bagian barat tepatnya. Pada bagian barat pulau Nusakambangan terdapat pantai yang bisa saya bilang cukup alami, namanya pantai Batar Panjang. Sesuai namanya pantai ini terletak di Batar Panjang, pemukiman kecil di pesisir barat pulau Nusakambangan. Untuk menuju ke pantai Batar Panjang dari Kota Cilacap butuh perjuangan karena menggunakan perahu selama 2 jam dan bisa memasuki pemukiman Batarpanjang saat air laut sedang pasang saja. Kami berangkat dari pelabuhan kota Cilacap menyelusuri sungai-sungai yang ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan jenis Bakau yang sering kali tumbuh di muara-muara sungai. Saat melintasi hutan bakau tersebut sering kali terlihat burung-burung yang sedang mencari ikan, bahkan semacam berang-berang juga terlihat sedang berada di pinggir sungai tersebut. Hutan bakau tersebut merupakan temoat tumbuh dan bertelurnya ikan sehingga hewan-hewan tersebut berkumpul disini mencari makan. Ternyata saat menyelusuri sungai ini menemukan hal unik lain yaitu rambu lalu lintas perairan. Mungkin unik karena baru kali ini saya melihatnya langsung. Rambu-rabu tersebut sangat penting karena sungainya yang berkelok-kelok dan bercabang, dan masyarakat pesisir sungai tersebut mengandalkan transportasi via sungai. Setelah menempuh perjalanan 2 jam kami tiba di pemukiman Batar Panjang. Pemukiman tersebut berdiri rumah-rumah semi permanen dari kayu dan disekitar pemukiman tersebut terdapat sawah dan kebun yang digunakan oleh warga Batar Panjang. Dari Pemukiman tersebut kita hanya tingga; berjalan 10-15 menit saja untuk sampai di Pantai Batar Panjang. 


"Pasir berbisiknya" Batar Panjang :D
muara sungai
Pantai Batar Panjang mempunyai hamparan pasir yang cukup panjang, pasir yang berwarna putih dengan butiran yang agak halus.Sebelah selatan pantai ini terdapat sungai dan bukit. Pada saat musim hujan, air sungai tersebut akan bermuara ke laut. Jika kita menaiki bukit tersebut kita akan memasuki daerah Hutan Cagar Alam Pulau Nusa Kambangan. Jika tidak mempunyai kepentingan lebih baik tidak memasuki kawasan tersebut untuk hal yang diinginkan seperti tersesat di hutan. Di pinggir bukit tersebut biasanya digunakan sebagai tempat favorit untuk memancing. Kita bisa duduk di atas karang melempar kail ke arah laut dan berteduh dibawa rimbunnya pohon yang ada di bukit tersebut. Jika kita melihat ke arah laut kita bisa melihat bukit yang menjorok ke tengah laut. Itu ternyata adalah daerah Pangandaran, Tasikmalaya.


Letaknya di sebelah barat Pulau Nusakambangan membuat pantai ini juga bisa menjadi tempat menikmati senja yang menarik. Saat sore hari kita bisa melihat matahari terbenam menakjubkan turun perlahan merubah warna biru laut menjadi kuning lalu jingga. Kadang matahari terbenam dibalik pesisir Tasikmalaya atau pada waktu tertentu kita bisa melihat matahari tenggelam di laut saat senja. Menikmati senja disini serasa pantai ini milik pribadi karena tidak ada wisatawan sama sekali selain kami. Di pesisir pantai hanya ada satu rumah sederhana milik keluarga nelayan yang terdiri bapak, ibu dan satu anak yang masih kecil. Sang ibu menemani anaknya yang berlarian kesana kemari, sesekali menaiki perahu ayahnya seperti berimajinasi sedang berlayar sepertihalnya sang ayah, sesekali ibunya menggendong anaknya ketika anaknya menghampirinya. Cerita keluarga nelayan sepertinya berhasil saya abadikan lewat sebuah foto di bawah ini. Menggambarkan seorang istri dan anak nelayan yang menunggu ayahnya pulang.



Warna Jingga senja perlahan menghilang, bintang bermunculan, kami membuat api unggun  di pinggir sungai sambil menunggu air laut pasang untuk bisa kembali ke kota Cilacap. Suasana mengagumkan di perjalanan pulang menyelusuri sungai, kami ditemani kelap kelip hamparan bintang diatas kepala kami,  dan kelap kelip ribuan kunang-kunang di setiap dahan pohon bakau sepanjang sungai tersebut. Ahhh Seperti terjebak di luar angkasa J.

hamparan bintang di perjalanan pulang

7 komentar:

  1. hahah, pulau nusa kambangan ini ternyata cakep juga ya? Cuma selama ini kesannya serem, karena pulau ini kan juga dipakai penjara penjahat kelas kakap :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi iya, pas malam keliatan bgt ketat penjaranya..lampu sorot dimana2 :D

      Hapus
  2. Bisa sampe malam juga toh di ini, mas? :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga bermalam kok, nunggu airnya pasang lagi sampe jam 8 kurang :D

      Hapus
  3. Keren banget senja nya, suka ama barisan pasir pantai nya

    BalasHapus
  4. ada yang terlewatkan... pantai ranca babakan...

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search