Jumat, 20 Mei 2016

Pesantogan Kemangi Kemiren, Tempat Mencicip Kuliner dan Suasana Khas Osing

pesantogan kemiren

Saatnya jelajah kuliner kembali, menjelang sore saya merencanakan berangkat ke salah satu tempat makan yang cukup unik berada di Desa Kemiren, sebuah desa yang dihuni oleh mayoritas Suku Osing, suku asli Banyuwangi. Mendengar disana terdapat salah satu makanan yang sering disuguhkan hanya saat hajatan,syukuran, nikahan saja, Namanya Pecel Pitik.

Mencicip Pecel Pitik tidak lagi harus di acara syukuran, hajatan nikahan dan lainnya, kita bisa menemukannya di Pesantongan Kemangi Kemiren. Pesantogan Kemangi Kemiren ini merupakan tempat yang didirikan oleh Karang Taruna Desa Kemiren dan diresmikan 20 Okteber 2015 lalu. Bangunan dari Pesantogan Kemangi ini mengacu pada arsitektur rumah tradisional Suku Osing. Tempat ini juga terdapat semacam sanggar untuk dilaksanakannya berbagai kegiatan seperti permainan musik tradisional dan latihan atau pentas pertunjukan tarian desa setempat.
Halaman Depan Pesantogan Kemangi Kemiren
Menuju ke Pesantogan Kemangi KemirenKita bisa menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada kendaraan umum sampai kesana. Rute ke Pesatogan Kemangi Kemiren dari kota Banyuwangi Simpang Lima ambil arah barat terus melewati lampu merah hingga menemukan tugu patung Barong, ambil lurus. Ikuti jalan tersebut sampai di Desa Kemiren. Warung Pesantogan Kemangi Kemiren ada di kiri jalan. Perjalanan kira-kira hanya 20-30 menit saja sudah sampai di depan Pesantogan Kemangi Kemiren ini.

Saya datang kesini malam hari sekitar jam 7 malam, suasana cukup shadu. Sampai desa Kemiren, masih terdengar suara shalawat nabi dari mesjid-mesjid yang kami lewati. Masyarakat lalu lalang tidak menggunakan kendaraan,tapi lebih memilih jalan kaki. Samapi di Pesantogan Kemangi terlihat sederhana, berbilik bambu menampilkan nuansa khas Osing. Menu yang bisa dihidangkan tidak terlalu banyak, namun hidangan merupakan makanan khas Osing seperti Pecel Pitik yang notabenenya dihidangkan hanya saat ada perayaan atau hajatan. Makanan selanjutnya adalah sayur Uyah Asem. Hidangan makanan ringan atau bisa disebut Jajanan ada kucur, pisang goreng, serabi dan klemben namun jika hari libur ada menu spesial yaitu Apem juruk Kopi, Jenang Bedil dan Tape Ketot. Untuk minumannya yang spesial adalah Kopi Arabika dan Robusta khas Kemiren yang dipasarkan dengan merek Jaran Kepang.
Menu yang saya Pesan :D
Pecel Pitik
Uyah Asem
Tertarik dengan makanan khas dan kebetulan juga lapar, kami memesan Pecel Pitik dan Uyah Asem. Pecel Pitik bukanlah makanan dengan bumbu kacang yang kalian bayangkan. Pecel pitik berbahan ayam kampung muda yang umurnya sekitar 8 bulan. Bumbu pecelnya sekilas seperti Makanan Sayur Urap yaitu parutan kelapa, bumbu kacang yang sudah disangrai lalu dihaluskan, ditambah bumbu rempah dan bumbu pedas sekaligus ditambah sedikit air kelapa muda. Nyam nyam rasanya cukup manis di lidah, bagi anda penyuka makanan manis, pecel pitik ini wajib kamu coba :D. Sedangkan Uyah Asem mirip seperti Sayur Lodeh namun santannya lebih sedikit tidak sekental lodeh. Rasanya Kuahnya campuran antara pedes asem dan sedikit manis. Lauk utama dalam sayur tersebut masih ayam kampung muda mungkin umurnya sama dengan pecel pitik, sekitar 8 bulan.
kopi kemiren :9
Sambil menyantap hidangan yang dipesan, alunan musik seperangkat musik tradisional mulai dimainkan pemuda setempat, rasanya nyaman sekali, syahdu dan tak sadar makanan yang kami santap sudah habis. Sambil menikmati alunan musik tradisional kami mencoba memesan kembali kopi kemiren, menikmati alunan musik tradisional, menunggu hujan kecil yang enggan berhenti. Warung Makan Kecil Karang Taruna Desa Kemiren ini perlu kalian coba Kunjungi ^^


14 komentar:

  1. mahal ngga mas? hehehe

    salah satu cara mengenal budaya suatu suku, atau peradaban adalah dengan mencicipi kuliner nya, bikin pengen mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. murah mas,,
      makanannya 15rb, jajanan tradisionalnya sekitar 5-6rb kalo minuman 6rb kebawah hehe :)

      Hapus
  2. Didaerah saya blitar juga terkenal pecelnya lo mas...hehe..pecel emang makanan pribumi abis..hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahhh blitar :D
      kapan2 pngn nyoba citarasa pecel pitik di blitar

      Hapus
  3. Aduh jadi pengen banget ke Banyuwangi. Menikmati pecel Pitik dan Uyah asem itu . Dan ingin tahu lebih banyak tentang Suku Osing dan cara hidup mereka. Kapan ya sampai di Banyuwangi?����

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi yuk mba,, bareng halim mba donna biar kayak tiga serangkai :D

      Hapus
  4. Makin pengen ke banyuwangi.. coba semua daerah punya desa wisata buat ngenalin budaya daerahnya sendiri kaya gini

    BalasHapus
    Balasan
    1. heha harusnya tiap daerah punya minimal satu kayak gini ya ^^

      Hapus
  5. Akhirnya si Banyuwangi bukan cuma Kawahnya aja yaa tapi perlu tau juga suku budayanya 😁😁

    BalasHapus
  6. Karang tarunanya emang keren, kreatif, produktif :)
    Duh bikin perut *krucuk-krucuk*

    BalasHapus
  7. merk kopi nya bukan kopi jaran kepang bos tapi "JARAN GOYANG "

    BalasHapus
  8. Jadi kangen Banyuwangi, walaupun tiap tahun pulang kesana tapi ttp aja kangen terus. Rujak Soto, Pecel Pitik, Uyah Asem, Sego Tempong,. Wisata alamnya gakalah bagus mas, wajib banget ke Pantai dan Air Terjun. Rafting di Songgon, ke Pemakaman Soya deket Gn.Raung. hahaha maaf ya mas jd cerita juga, tbtb kangen sama Kampung-nya Papa☺

    BalasHapus
  9. Balasan
    1. masih, masih buka kemarin sempat tutup sementara

      Hapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search