Senin, 02 Desember 2013

Museum Batik Joglo Cipto Wening, Imogiri


Berjalan pulang menuju Jogja dari Kebun Buah Mangunan, Imogiri, pandangan saya terpaku pada papan petunjuk jalan menuju “ Musium Batik”  di sekitar pasar Imogiri lama. Tanpa berpikir panjang saya membelokan kendaraan menuju museum batik tersebut. Tak jauh sekitar 200 meter saya pun sampai di depan museum batik tersebut. Museum Batik Joglo Cipto Wening namanya, merupakan museum yang didirikan dengan koleksi-koleksi pribadi. Museum ini didirikan tahun 2004 namun sempat tutup sementara karena rusak akibat gempa bumi dan didirikan dan resmi dibuka kembali oleh Sultan Hamengku Buwono X.

Rute untuk mencapai museum batik ini dari jogja cukup mudah, kita hanya tinggal melewati jalan Imogiri Timur sampai mentok pertigaan, lalu ambil kiri. Kita akan melewati pasar dan nanti sebelah kiri jalan akan ada papan petunjuk arah menuju museum batik ini. Jika tidak menemukan museum batik ini, jangan sungkan-sungkan bertanya pada warga sekitar ya :)

Memasuki museum ini, saya langsung terkesan dengan nuansa jawa. Sepeda onthel, pohon kepel, nangka yang merupakan pohon khas jogja dan bangunan Joglo yang menyimpan dan memamerkan koleksi-koleksi batik. Jogjo tersebut merupakan Joglo tua yang umurnya sudah mencapai 200 tahun. Nuansa Joglonya lebih mengagumkan lagi, suasana jawa yang khas dengan tata letak dan cahaya lampu yang pas membuat suasana jawanya makin kerasa. Dan karena nuansanya yang khas museum ini kadang dipakai untuk pembuatan foto komersil maupun film.



Museum ini didirikan untuk melestarikan batik-batik kuno asal daerah Bantul, Yogyakarta dan sekitarnya. Kata pemilik museum ini, museum ini juga menyimpan kain yang dihiasi motif-motif langka yang tidak lagi atau sudah jarang diproduksi saat ini. Beberapa motif langka tersebut antara lain motif lereng, sidomukti, sidoluhur, dan wahyu tumurun. Pembuatan motif tersebut memerlukan keahlian dan ketelatenan yang tinggi selama proses pembuatannya serta pembatik yang bias mengerjakan motif tersebut hanya sedikit. Terdapat pula batik khas daerah Imogiri yang dilestarikan di sini, namanya batik Kelengan. Kekhasan batik jenis ini adalah pada warna nila dan putih yang mendominasi pewarnaannya di dalamnya. Pada zaman dulu, warna nila (Cyan) diperoleh dari sejenis rumput-rumputan yang tumbuh di wilayah setempat.

Museum ini buka mulai jam 10.00 sampai dengan 15.00 dan libur di hari senin dan libur nasional. Mengunjungi museum ini tidak ditarik biaya, dan kita diharuskan menjaga kesopanan, kebersian dan keasrian museum ini.

yuk Kunjungi Museum :)

5 komentar:

  1. Bisa belajar mbatik juga ngak disini ????

    BalasHapus
  2. @cumilebay.. bisa mas, tapi kontak museumnya dulu nanti biar peralatannya disiapkan :)

    BalasHapus
  3. astaga, ini toh museum yang papan petunjuknya agak gak niat itu. kemarin pas ke Imogiri ngelewatin mas, gak nyangka keren gini. ;-(

    BalasHapus
  4. keren kok, memang si ga begitu komersil, tapi setidknya masih ada yang mau melestarikan batik..menjadi tujuan menarik selain ke situs makam Imogiri, dan belanja batik di desa batik Giriloyo...
    :)

    BalasHapus
  5. Deket sama rumah tinggalku, tapi blm pernah kesini. Kebangetan bgt, segera meluncur ke Joglo Cipto Wening. Makasih infonya sangat membantu..

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search